Konten [Tampil]
Yeay, hari ke enam ini nulis tentang Corona, hehehhee. Tema dari One Day One Post nya Indonesia Content Creator ini pas banget dengan yang memang pingin ditulis dari beberapa hari.
Ya, sebagai seorang yang beragama sudah kewajiban bagi kita untuk beriman. Dalam agama Islam beriman itu ada enam rukunnya, yaitu: percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat Allah, percaya pada rasul Allah, percaya pada kitab Allah (Al-Qur'an), percaya adanya hari akhir, dan percaya adanya Qadha' dan Qadha' (takdir baik dan takdir buruk dari Allah).
Membahas bahwa takdir adalah termasuk dari rukun iman, yang berarti ketetapan Allah Swt mengenai para hamba-Nya. Percaya dengan ketetapan Allah Swt berarti juga bahwa semua yang terjadi pada seluruh hamba-Nya adalah atas kehendak dan seizin Allah Swt. Takdir itu sendiri terdiri dari dua macam, takdir baik dan takdir yang kurang baik(buruk).
Setelah sebuah takdir terjadi pada kita, apakah takdir itu sesuatu yang baik atau tidak baik, atau apakah takdir itu menyenangkan atau menyakitkan, itu semua atas kehendak-Nya, seharusnya yang kita lakukan adalah ridho atas semuanya karena “lâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Corona atau Virus Covid-19 yang sampai sekarang masih terjadi di lingkungan kita, semuanya adalah merupakan takdir Allah Swt. Yaitu bahwa virus itu merupakan makhluk Allah Swt. Hanya karena kehendak Allah Swt lah virus ini terlahir dan menjadi ada. Apa yang seharusnya kita lakukan atas takdir Allah ini?, ya... Sudah seharusnya bagi kita untuk berikhtiar melawan, menahan, dan mengobati serta ikut andil dalam proses penyebarannya. Takdir diri kita hari ini adalah kita harus ikut andil dalam berikhtiar terkait Corona Virus ini.
Tak seharusnya kita berlaku jumawa dalam menghadapi wabah Corona Virus ini. Artinya kita tidak boleh merasa paling dekat dengan Tuhan, sehingga kemudian muncul ungkapan bahwa “hidup dan mati itu ada di tangan Allah”. Ungkapan ini tidak sekedar jumawa tapi bagi saya adalah sangat konyol. Seorang yang mengungkapkan demikian seperti bersikap takabbur dengan keyakinannya. Semua orang tahu, dan pasti percaya bahwa ketentuan hidup dan mati hanya ada di tangan Allah. Namun Allah Swt telah memberi ruang untuk kita, para manusia agar bisa berikhtiar, dan ikhtiar itu seharusnya mutlak untuk kita lakukan. Tangkal Corona itu masuk dalam takdir Allah, namun kita sudah tentu harus bisa melakukan ikhtiar atas takdir tersebut.
Dengan ini, sayapun selalu mendukung bahwa kita wajib mematuhi semua himbauan positif tentang ikhtiar untuk menangkal Corona virus ini, karena menurut saya ikhtiar melokalisir penyebaran seperti pembatasan-pembatas wilayah dan pembatasan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang ramai sudah sangat sesuai dengan ajaran agama. Dalam beberapa hadits pun mengajarkan demikian, semua ulama juga sudah menjelaskan tentang hadits-hadits tersebut bahwa jika ada suatu wabah di suatu wilayah maka kita jangan memasuki wilayah itu. Sebaliknya jika di wilayah kita sedang terjadi wabah maka kita tidak boleh keluar. Dan Ikhtiar secara syariat atau secara lahiriah yang wajib kita lakukan.
Namun, kita juga mesti punya mekanisme batiniah sebagai bagian ikhtiar menangkal Corona ini. Yaitu bahwa kita juga tidak boleh sombong dengan ikhtiar lahiriah yang kita lakukan. Dalam ikhtiar lahiriah haruslah tetap disandarkan kepada Allah yang telah menjadikan wabah ini. Bagi orang Islam misalnya, rutinlah berdoa di setiap shalat lima waktu dan di setiap dhuha dan tahajjud. Kembalikanlah semua ikhtiar kita hanya kepada Allah Swt.
Begitu juga dalam berikhtiar dan berdoa sebaiknya kita jangan panik secara berlebihan. Terutama saat mendapat postingan atau berita di sosial media tentang Covid-19. Karena adanya kepanikan itulah yang nantinya akan mengikis keimanan kita. Yang terjadi justru dengan adanya Covid-19 ini seperti kita telah lupa bahwa ada Malaikat Izrail, malaikatnya Allah.
Atas kepanikan itu jugalah yang akhirnya bisa membuat banyak orang terjangkit virus keimanan yang membuat kita lupa bahwa kita punya Tuhan, bahwa kita punya Allah. Harusnya kita sangat perlu untuk melakukan keseimbangan antara ikhtiar lahiriah dan batiniah kita.
Kesimpulannya dari tulisan ini apa dong? Hehhehehe, Ya... Memanglah benar Allah lah yang telah menjatuhkan takdir-Nya pada permukaan bumi kita yang diberikan musibah berupa wabah Virus Corona ini. Artinya takdir kita saat ini sedang diuji oleh Allah Swt. Mungkin juga ini adalah balasan dari Allah atas perilaku para manusianya yang telah berlaku Jumawa selama ini. Ada yang mengaku negaranya menjadi polisi dunia. Kemudian diturunkan tentara yang diciptakan Allah Swt berupa Corona Virus, kemudian manusia pun menjadi kelabakan. Pesawat tempur, tank bahkan rudal yang canggihpun bahkan tak berdaya ketika menembaki Virus ini.
Kesimpulannya dari tulisan ini apa dong? Hehhehehe, Ya... Memanglah benar Allah lah yang telah menjatuhkan takdir-Nya pada permukaan bumi kita yang diberikan musibah berupa wabah Virus Corona ini. Artinya takdir kita saat ini sedang diuji oleh Allah Swt. Mungkin juga ini adalah balasan dari Allah atas perilaku para manusianya yang telah berlaku Jumawa selama ini. Ada yang mengaku negaranya menjadi polisi dunia. Kemudian diturunkan tentara yang diciptakan Allah Swt berupa Corona Virus, kemudian manusia pun menjadi kelabakan. Pesawat tempur, tank bahkan rudal yang canggihpun bahkan tak berdaya ketika menembaki Virus ini.
Sayapun teringat tentang kisah Raja Fir’aun dan Raja Abrahah di masa lalu yang tak berdaya oleh air laut dan burung Ababil yang dikirimkan Allah SWT. Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan?
Kita hanyalah manusia yang hidup di muka bumi ini, atas izin dan atas kehendak-Nya. Saat kondisi seperti sekarang harusnya kita bisa berikhtiar dan selalu berserah diri hanya pada Allah. Instrospeksi diri dan mungkin harus lebih mendekatkan diri kembali pada Allah. Lebih berlama-lama ketika berdoa dan lebih berusaha mendekat pada-Nya.
Semoga, musibah pandemi ini akan segera berakhir dan kita akan senantiasa bebas beraktifitas seperti semua. Tentu saja atas seizin dari Allah sang maha Kuasa atas apapun.
Semoga bermanfaat ya ;)
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Posting Komentar
Posting Komentar