Cicak Peniup Api Yang Membakar Nabi Ibrahim As

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum sahabat bunda imut ;)



Cicak Peniup api yang membakar nabi ibrahim


Berkisah yuk! Untuk mengisi hari ke 24 tema bebasnya One Day One Post Indonesia Content Creator. Kisah siapa ya? Kebetulan sekali kemarin ada tugas sekolahnya anak pertama yang mewajibkan untuk orangtuanya berkisah tentang Nabi-Nabi Allah, atas permintaan anak saya, kisah kali ini tentang Nabi Ibrahim Alaihis salam yang selamat terbakar api dan cicak penyebab api yang menyala semakin berkobar membesar.

Nabi Ibrahim Alaihis salam adalah seorang utusan Allah yang mendapat mukjizat yaitu tetap selamat meskipun telah dibakar api. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi ketika Nabi Ibrahim yang terus menerus berdakwah mendapat hadangan dari Raja Namrud yang kejam.

Raja Namrud yang kala itu mengaku sebagai Tuhan jelas merasa risau akan ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Akibatnya, Raja Namrud menangkap Nabi Ibrahim dan menceburkannya ke dalam kobaran api yang besar. Namun atas izin Allah, Nabi Ibrahim diselamatkan dari api yang berkobar besar tersebut.

Di balik kejadian tersebut, ternyata ada beberapa spesies hewan yang terlibat. Salah satu yang dimaksud adalah cicak, semut, dan burung. Di antara hewan-hewan itu ada yang berpihak pada Nabi Ibrahim dan ada yang berpihak pada Raja Namrud.

Semut misalnya, ia dengan susah payah berlari ke sana ke mari membawa butiran air dengan mulutnya untuk memadamkan api yang mulai menyelimuti tubuh Nabi Ibrahim. Melihat usaha semut tersebut, Seekor binatang kemudian bertanya kepada semut tersebut, 
“Untuk apa kamu membawa setetes air tersebut?”
Semut itu pun kemudian menjawab, “Untuk memadamkan api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Semut itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan setetes air inilah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”

Dari Ibnu ‘Abbaas Ra, beliau berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Shurad,” (HR. Abu Dawuud: 2490).

Berbeda dengan semut, seekor cicak dengan setengah mati ia malah merayap mendekati api yang berkobar yang tengah membakar kekasih Allah Ibrahim. Seekor binatang kemudian bertanya kepada cicak tersebut, “Untuk apa kamu merayap mendekati kobaran api tersebut dan membahayakan dirimu.”
Cicak itu pun kemudian menjawab, “Untuk meniup api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim agar semakin berkobar.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Cicak itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan itulah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”

Atas tindakan tidak terpuji dari cicak tersebut, para ulama akhirnya menyatakan bahwa membunuh cicak hukumnya adalah sunah. Selain karena tindakan cicak itu, hewan yang sering menempel di dinding dan langit-langit rumah tersebut juga dianggap merugikan karena membawa banyak bakteri berbahaya.

Imam Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menyebutkan illat bahwa cicak tergolong hewan yang fasiq karena ia merupakan hewan yang memberikan dampak negatif dan termasuk hewan yang mengganggu.

Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang membunuh seekor cicak dengan satu pukulan dicatat baginya seratus kebaikan, dalam dua pukulan pahalanya kurang dari itu, dalam tiga pukulan pahalanya kurang dari itu.” (HR. Muslim).

Kemudian suatu ketika Aisyah Ra juga pernah ditanya oleh Ibnu Majah,

Ibnu Majah bertanya, "Wahai ibu kaum mukminin, apa yang engkau lakukan dengan tombak ini?”
Aisyah menjawab, ”Kami baru saja membunuh cicak-cicak. Sesungguhnya Nabi saw pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim as dilemparkan ke dalam api, tidak ada satu pun binatang di bumi saat itu kecuali dia akan memadamkannya, kecuali cicak yang justru meniup-niupkan apinya. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya.” (HR. Ibnu Majah).

Pelajaran Penting Dari Kisah Pembakaran Nabi Ibrahim

Jadi, dari kisah tersebut ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil, diantaranya adalah, hendaklah kita senantiasa memohon pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah, Sang pemilik segalanya. Teruslah berdoa terhadap apa yang menjadi keinginan kita. Jika brlum terkabul sekarang, yakinlah Allah pasti akan memberikan yang terbaik di kemudian hari. Jangan lelah untuk berdoa, karena kita tidak akan pernah tahu doa mana yang akan membuat kita semakin dekat dengan Allah.

Semoga kisah tentang cicak yang dengan tingkah konyolnya akan memberikan kita pelajaran, bahwa sebagai manusia, hendaknya kita sellau berhati-hati terhadap apa yang akan kita lakukan. Bertindak dengan tidak difikirkan terlebih dahulu, sudah tentu akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Semoga bermanfaat ;) 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ;) 






Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

Posting Komentar