Konten [Tampil]
Assalamu'alaikum teman-teman Bunda Imut. Beredar kabar viral beberapa hari ini, tentang seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri. Kebetulan sekali masih nyambung dengan tema ke-8 #14DaysBlogspediaChallenge, kali ini saya akan menuliskan tentang cara mengatasi trauma psikologis agar seorang Ibu tidak sampai mengalami depresi.
Namanya adalah Kanti Utami, seorang ibu tiga anak dari Brebes, baru-baru ini beritanya sedang viral karena kasus penganiayaan ketiga anaknya. Hingga menyebabkan satu diantaranya meninggal dunia.
Melihat video tentang sedikit pengakuannya, pengakuan yang diucapkan dengan nada sedih, wajah sembab serta mata yang kosong, satu ucapan yang paling menghentak bagi saya adalah ketika dia mengatakan " Saya hanya ingin disayang oleh suami."
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah slogan tentang "suami adalah kunci kewarasan istri". Sangatlah benar terhadap apa yang disampaikan oleh Rosulullah SAW berabad-abad yang lalu bahwa,
"Sebaik-baik orang beriman adalah yang terbaik dalam akhlaknya. Dan sebaik-baik dari kalian, adalah orang-orang terpilih (secara akhlak) kepada para wanita.". Hadits ini diriwayatkan al-Suyuthi dalam Al-Jami' Al-Shaghir dari Abu Hurairah.
Wanita adalah makhluk lemah dengan segenap kelembutan serta kekuatan yang dimilikinya. Saat dihadapkan pada berbagai persoalan Rumah tangga yang sudah tidak kuat lagi untuk dipikulnya, dia hanya membutuhkan tempat untuk bersandar, dan satu-satunya yang paling dekat adalah suaminya sendiri.
Wanita yang terkenal dengan kekuatan ingatannya, terkadang juga menanggung luka masa kecil (Inner Child) yang kebanyakan disebabkan oleh pola asuh dari kedua orangtuanya dulu.
Luka inilah yang kemudian akan muncul saat dia berada dalam kondisi tertekan, kesibukannya mengurus anak, apalagi jika dirinya harus menanggung beban ekonomi keluarga ditambah dengan prilaku suami yang terkadang cuek dan tak memperdulikan, bisa juga karena kurangnya asupan spiritual, dan ketidakmampuannya untuk berbagi beban pada yang lain, untuk sekedar bercerita, maka meledaklah semua yang terpendam tersebut menjadi sebuah tindakan depresi.
Cerita tentang seorang ibu yang mengambil langkah salah dengan niat menyelamatkan anaknya dari kekejaman dunia, sebenarnya bukan hal yang baru. Ada banyak sekali cerita tentang hal ini, yang menunjukan tentang depresi para ibu tersebut.
Depresi yang menunjukan pada gangguan mental merupakan sesuatu yang terkadang tidak nampak dalam keseharian, namun muncul dalam kondisi tertentu yang salah satu pemicunya adalah melahirkan. Pasca melahirkan ada kondisi yang disebut sindrom baby blues, sebuah kondisi perubahan suasana hati setelah kelahiran yang membuat ibu merasa sedih, cemas serta kadang mudah tersinggung.
Sindrom baby blues sebenarnya lebih ringan daripada depresi pasca melahirkan atau dikenal dengan postpartum depression, tetapi hal itu tetap saja sejauh mungkin harus dihindari untuk kesehatan mental sang ibu serta bayinya.
Kondisi ini akan mudah diatasi bila lingkungan sekitarnya mengerti, serta memberikan dukungan positif bukannya tidak memperdulikan bahkan cenderung menghakimi, menyalahkan atau memberikan kritik.
Selain dari dukungan sekitarnya, seorang wanita pun harus selalu menggali serta mengasah spiritualitas yang dia miliki, dengan cara membina hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Hal ini dibutuhkan agar selalu termiliki sikap sabar menghadapi berbagai ujian yang menimpa, serta bersyukur atas semua hal yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala.
" Trauma psikis adalah kondisi yang bisa muncul karena beberapa faktor, termasuk pernah mengalami pengalaman buruk pada masa lalu. Kondisi ini harus ditangani segera, setidaknya dengan beberapa cara, seperti berhenti menyalahkan diri sendiri, latihan pernapasan, serta mencari bantuan ahli."
Trauma psikis atau trauma psikologis ini bisa sangat mengganggu pengidapnya bahkan berakibat menurunkan kualitas hidup. Kondisi ini biasanya muncul karena ada pengalaman tertentu di masa lalu, terutama pengalaman yang memengaruhi kondisi psikis.
Maka dari itu, perlu dilakukan penanganan yang tepat untuk mengatasi trauma psikis dan mengembalikan kepercayaan diri pengidapnya.
Secara umum, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikis, seperti peristiwa menyedihkan, mengguncang jiwa, hingga mengancam nyawa. Ini karena kejadian traumatis yang dapat menyebabkan syok, sedih, ketakutan, hingga cemas berlebih yang sifatnya berkepanjangan.
Meskipun reaksi setiap orang dalam menghadapi trauma berbeda-beda, tetapi tetap saja dibutuhkan penanganan terhadap pemulihan trauma tersebut.
Cara Pemulihan Trauma Psikis yang Perlu Diketahui
Trauma psikis adalah suatu keadaan trauma psikologis yang menimpa seseorang dan bersifat menyakitkan. Trauma ini bisa membuat pengalaman hidup menjadi lebih seram, sehingga pengidapnya mungkin mengalami kesulitan tidur hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Jika tidak segera ditangani, trauma psikis dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Lalu, bagaimana cara untuk pemulihan trauma yang harus banget dipahami?
1. Berpikir Positif dan Fokus pada Hal Penting
Mungkin sangat sulit sekali untuk kita bisa selalu berfikir positif, terutama setelah mengalami pengalaman yang menyakitkan. Namun, seiring berjalannya waktu hal ini akan terasa mudah untuk diterapkan. Agar lebih mudah, cobalah untuk berfokus pada hal penting dan memang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup.
2. Latihan Pernapasan
Ketika akan muncul perasaan marah, kecewa, cemas, dan stres akibat trauma psikis, cobalah untuk menerapkan latihan pernapasan. Tarik napas dalam-dalam beberapa kali, hal ini bisa membantu menenangkan diri dan memudahkan untuk berpikir jernih.
3. Segera Cari Bantuan
Saat mengalami trauma psikis, jangan pernah sungkan untuk mencari bantuan. Teman-teman pembaca bisa mencoba untuk membuka diri dan bercerita dengan orang-orang sekitar, seperti keluarga, orangtua, atau teman-teman. Menyampaikan apa yang dirasakan bisa memberi rasa lega dan menurunkan stres.
Jika butuh bantuan ahli untuk mengatasi trauma psikis, Anda juga bisa menghubungi ahli psikologi yang saat ini banyak sekali tersedia di media online, kalian bisa menghubungi psikolog atau psikiater melalui Video/Voice Call, bisa juga melalui Chat dan sampaikan keluhan yang dialami.
4. Berhenti Untuk Menyalahkan Diri Sendiri
Menangani trauma psikis ini bisa kita dilakukan secara mandiri. Salah satunya adalah dengan berhenti menyalahkan diri sendiri. Caranya, tariklah napas dalam-dalam terlebih dahulu lalu kenali pikiran sendiri untuk mengendalikan rasa takut, syok, dan cemas yang ada.
Tak hanya itu, mulailah untuk berhenti menyalahkan diri sendiri dengan semua hal yang telah terjadi. Sebab bagaimanapun, peristiwa tersebut bukan sepenuhnya kesalahan pribadi.
5. Kembali ke Rutinitas Sehari-Hari
Untuk bisa mengalihkan pikiran dari rasa bersalah, ada baiknya untuk kembali ke rutinitas sehari-hari. Jika selama ini kamu hanya mengurung diri sendiri, tidak ada salahnya untuk kembali ke rutinitas sehari-hari.
Aktivitas yang dikerjakan sehari-hari akan membantu untuk mengalihkan pikiran traumatis tersebut ke rutinitas setiap hari. Hasilnya, pengidap akan disibukkan dengan hal-hal lain yang membuatnya dapat melupakan pengalaman-pengalaman buruknya di masa lalu.
Cobalah untuk sesekali keluar rumah dan bersosialisasi dengan teman atau tetangga rumah. Beberapa kegiatan juga bisa sering Anda lakukan, antara lain berolahraga secara rutin, serta bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan yang menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu mencukupi kebutuhan tidur agar emosi tetap stabil, ya.
Satu yang pasti. Percayalah bahwa bersama kesulitan pasti akan banyak sekali kemudahan, bersama masalah pasti juga disertai beragam solusi untuk memecahkan nya.
Semoga Allah selalu melindungi kita semua ya. Dan semoga kita dijauhkan dari rasa atau trauma psikologis yang akan membuat pelakunya tersiksa.
Semoga bermanfaat, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Posting Komentar
Posting Komentar