Kenyamanan Saat Menyusui Dan MengAsihi

2 komentar
Konten [Tampil]

Kenyamanan saat menyusui

MengAsihi dan Menyusui itu bukan hadir karena alamiah, karena semua yang bergelar ibu tahu, bahwa itu tidaklah mudah, namun yang tak mudah, bukan berarti tak bisa dipelajari bukan?

Setelah selesai dilahirkan, akan segera ada tahapan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini, dari sinilah seorang bayi belajar untuk menemukan sumber kehidupannya. Bagaimana dia mulai mengenali tubuh ibunya yang sudah dihafal sejak dia dalam kandungan, kemudian mulai menghafal karena adanya skin to skin contact, membuat ibu dengan mendekao bayinya merasa tenang dan bayipun ikut tenang karena hanya mencium aroma ibunya yang dia kenal.

Dulu sekitar tujuh tahun yang lalu, saya mengalami kesulitan saat pertama kalinya menyusui Asyraf, anak pertama saya. Ketika jahitan pasca melahirkan masih terasa ngilu, kemudian datanglah intervensi dari kalangan luar. Berbagai macam omongan yang diterima terpaksa disimpan sebegitunya. Tak sedikit bahkan terpaksa menelan mentah-mentah omongan yang gak berfaedah dari luar. Rasanya pingin selali membalas, tetapi lidah serasa Kelu dan tak bisa dibuka untuk berbicara. Padahal, harusnya mereka tahu, bahwa kami sedang sama-sama belajar. Saya belajar untuk menyusui, sedang bayi saya belajar bagaimana cara untuk bisa Menyusu.

Tahukah kalian? siapapun itu, semua orang yang baru saja melahirkan akan selalu disuguhkan dengan pemandangan yang serupa. Tak akan pernah berubah, padahal harusnya mereka faham, karena menyusui adalah moment terindah antara ibu dan bayinya.

Dulu saat pertama kali menyusui anak pertama, saya sangat mengalami banyak kesulitan, banyak sekali hal yang harus saya hadapi. Setiap pagi, sore, bahkan tengah malam saya tak pernah skip untuk mencari tahu tentang ASI dan Menyusui. Tetapi ketika praktek, susah sekali.

Saya masih ingat sekali bagaimana susahnya Asyraf menyusu karena puting yang tenggelam. Ditambah drama karena setiap dia menyusu Asinya langsung deras yang menghasilkan dia kuwalahan dan seringnya tersedak karena saya mengalami Hiperlaktasi (Asi berlebih). Saat itu ngerasa sudah mau berputus asa dan menyerah karena saya merasa kenapa kok susah sekali menyusui Asyraf ini, ditambah juga sakitnya payudara yang bengkak karena Asyraf masih susah minumnya.

Namun, Allah telah menyelamatkan saya. Dengan telah menghadirkannya ibu dan juga suami saya, meskipun dulu ada salah satu keluarga terdekat yang selalu kasih saran untuk saya segera memberikan Susu formula karena mungkin tak tega lihat Asyraf selalu menangis saat proses menyusu. Hadirnya ibu dan suami saya yang selalu memberikan dukungan, menjadi garda terdepan yang memberi  support kepada saya. Bahkan memberikan benteng agar omongan tak enak dari orang tidak sampai ke telinga saya. Teringat jelas saat ibu membantuku memegangi bayiku dan aku memegangi payudaraku, memaksa agar putingnya bisa masuk dan bisa di susu oleh bayiku. 

Masya Allaah, andaikan bukan karena beliau mungkin saya tak bisa kuat sampai saat ini. Mungkin tanpa support dan dukungannya, saya tak akan mampu dan percaya diri dengan melakukan Nyaring While Pregnant atau menyusui ketika hamil hingga Tundem Nursing atau menyusui kakak dan adik bayinya dengan bersamaan. Sekarang tundem nursing sudah lulus, dan do'akan saya agar lulus juga memberikan hak Asi untuk anak ketiga saya hingga waktunya tiba.

Karena menyusui itu layak untuk diperjuangkan dan kita semua, harusnya bisa ikut mendukung para ibu-ibu menyusui untuk menuntaskan dan memperjuangkan haknya untuk bisa menyusui. Jaga omongan kalian yang kalian fikir itu adalah omongan yang bisa meredamkan kekhawatirannya.

Jika kalian setelah membaca ini ikut merasakan bagaimana susahnya menyusui, berjanjilah mulai hari ini saat kalian menemui seorang ibu yang tak bisa menyusui bayinya, fahamilah bahwa itu bukanlah kesalahannya. Tapi lihatlah, bagaimana lingkungan dan keluarga terdekatnya memperlakukan dia, karena yang paling penting dan dibutuhkan adalah supportnya.

Berjanjilah, jangan sekali-kali menyakiti hatinya. Karena kita akan bisa mendukung setiap ibu untuk menyusui bayinya. Tahan omongan, tahan perkataan yang menyakitkan, tahan komentar yang bukan-bukan. Fahamilah, karena antara ibu dan bayinya masih sama-sama belajar.


Dari saya, seorang ibu pembelajar yang tak pernah lelah untuk selalu belajar.


Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

2 komentar

  1. Masya Allah, perjuangan para ibu-ibu dalam mengAsihi anaknya memang gak diragukan ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga akan senantiasa mendapatkan balasan dari apa yang sudah kita kerjakan ya mbaaak :)

      Hapus

Posting Komentar