Menjadi Ibu Rumah Tangga Produktif

2 komentar
Konten [Tampil]

Menjadi ibu rumah tangga produktif

Saya, adalah seorang ibu rumah tangga biasa, menjalani keseharian menjadi ibu rumah tangga, terkadang membuat saya terjebak pada rutinitas yang itu-itu saja. Rutinitas pekerjaan domestik rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mengasuh anak, mencuci dan menjemur pakaian, melipat baju dan hal-hal serupa lainnya dan pekerjaan itu serasa itu aja, muter terus puterannya sama.

Tak jarang hal-hal seperti itu membuat saya jenuh dan terkadang menjadi rendah diri, merasa minder dan merasa kok saya begini-begini saja ya, seperti remahan biskuit Rima yang sudah melempem dalam toples, hehheeh. 

Dulu, saya berfikir bahwa produktifitas bisa diwujudkan dan bisa dihasilkan saat kita sedang diluar rumah. Padahal yang terjadi, saat di dalam rumah pun saya bisa menjadi produktif. Tinggal saya mau menjadi seorang yang menciptakan produktifitas seperti apa?

Nah, jika sahabat pembaca jurnal imut juga merasakan dan mengalami semacam yang saya alami, boleh mencoba beberapa tips yang biasanya saya terapkan saat saya sedang resah akan hal yang menyangkut tentang produktifitas, apa aja?

Tips Menciptakan Produktifitas Untuk Ibu Rumah Tangga

1. Buat Rencana Harianmu

Karena semua berawal dari cara dan pola berpikir kita, mari kita awali semuanya dengan pola berpikir yang menggebu-gebu, berapi-api tapi tetap tenang, hehhehee. Usahakan untuk tetap tenang dan ceria, saya biasanya membayangkan saat berada ditempat atau taman yang luas dengan hamparan rumput-rumput dan sepoi-sepoi angin yang udaranya sangat bersih dan menyejukkan. 

Saat pagi tiba, saya selalu sempatkan untuk melihat keluar rumah, meskipun hanya memandang lewat jendela yang saya buka, saat itu saya biasanya menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri, memegang pipi dan rasanya seperti semangat tiba-tiba datang untuk menyambut aktifitas hari ini.

Saat semua sudah terkondisikan, saya selalu sempatkan membuat daftar tugas harian. Dari awal menikah sampai sekarang menjadi Ibu NAGA (Ibu Muda Anak Baru Tiga), selalu saya usahakan rutin membuat daftar tugas harian.

Apa-apa saja yang harus saya prioritaskan dilakukan di pagi hari, siang hari dan seterusnya. Hingga menjelang tidur malam biasanya saya evaluasi tentang kegiatan yang sudah saya lakukan tadi. Membuat daftar harian membuat saya lebih mampu membagi tugas juga tenaga saya, selain itu untuk mengevaluasi apa yang sudah berhasil saya lakukan sejauh ini. Meskipun terkadang dalam kenyataannya apa yang sudah saya tulis di daftar itu tak terpenuhi, tapi saya cukup bahagia karena saya mampu melakukan usaha untuk tetap produktif meskipun hanya menjadi seorang Ibu rumah tangga.

Jika saya nanti merasa ada yang kurang hari ini, dan merasa kurang menantang. Saya biasanya menambahkan lagi dengan daftar pekerjaan lain. Dengan begini, saya lebih mampu menghargai diri sendiri. Bisa memberikan apresiasi pada diri sendiri jika apa yang sudah saya tuliskan bisa terlaksana dan bisa membuat semakin semangat untuk menjalani hari berikutnya. Dan ini mampu membuat saya menjadi banyak berdoa untuk harapan bisa lebih melakukan banyak hal yang bermanfaat setiap harinya.

2. Istirahat Dan Ambil Jeda Dari Pekerjaan Kita

Untuk saya, memberi jeda itu sangat penting. Karena dengan beristirahat sejenak saya bisa lebih bernafas lega. Oksigen yang masuk bisa lebih banyak, dengan begitu pikiran saya yang tadinya kurang enak jadi terasa dingin dan tak jarang timbul ide-ide baik. Untuk mengatasi kebosanan, saya biasa membuat jadwal secara mingguan, jadi jadwal yang saya buat bukan harian ya, dan saya tidak setiap hari melakukan tugas-tugas domestik itu, melainkan ada beberapa tugas yang saya lakukan secara mingguan.

Saya sengaja menerapkan ini karena memang dengan niat agar saya bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga saya bisa melakukan ibadah dengan nyaman, melakukan dengan bahagia dan selalu saya yakinkan untuk bisa menerima bahwa semuanya tak bisa saya lakukan sendirian. Saya selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah agar selalu menguatkan niat saya, sebab sayapun sadar tak ada manusia yang sempurna dan kesempurnaan hanya Milik-Nya.

Jadi, jangan sampai saya menjadi stress cuma gara-gara masalah rumah yang nggak bisa rapi-rapi, lantai yang nggak selamanya kinclong dan meja yang tak selalu bersih dari mainan yang berantakan. Saya menyadari karena saya tak punya ART dan bukan keturunan Sultan uang bisa kapanpun sewa tukang bersih-bersih, jadi saya selalu sampaikan pada diri saya untuk bisa menerima kekurangan dan kelemahan saya.

Biasanya, saya memilah-milah pekerjaan yang tidak rutin dilakukan setiap hari. Misalnya untuk memasak, sekarang saya tak perlu memasak setiap pagi, karena suami selalu mengutamakan saya menjaga anak-anak, jadi beliaulah yang inisiatif membeli lauk Mateng setiap pagi untuk makan, heheheh. Meski begini, saya bukan selalu beli lauk Mateng ya, lagi-lagi karena saya bukan keturunan keluarga Sultan yang banyak harta jadi sayapun tetap memasak juga. 

Karena memasak adalah pekerjaan sehari-hari, untuk bahan-bahannya saya biasanya menyiapkannya tiga hari sekali, terkadang juga seminggu sekali. Jadi, belanja sekalian untuk persediaan memasak seminggu kemudian saya pilah-pilah untuk dibagi per hari.

Begitu juga untuk menyapu, saya selalu rutin menyapu sehari dua kali, tapi untuk mengepel saya melakukannya 3 hari sekali, atau bisa minta tolong suami untuk membantu mengepel saat semuanya sudah tertidur lelap.

Kemudian untuk mencuci piring saya selalu lakukan pada pagi-pagi sekali setelah shubuh atau terkadang setelah makan langsung dicuci untuk menghindari tumpukan piring kotor. Tetapi dalam hal mencuci, karena saya masih belum ada rezeki untuk bisa membeli mesin cuci, jadi urusan cuci mencuci sesekali saya serahkan pada ibu tukang loundry, wkwkwkwkwk. 

Terlebih untuk saya yang sekarang sudah beranak tiga, saya selalu mengusahakan diri saya untuk selalu berbahagia meskipun rumah berantakan karena paling tidak saya sudah mampu bersyukur atas hal ini:
  •  Alhamdulillah masih diberi kesempatan memiliki tempat untuk bernaung, meskipun statusnya masih numpang pada orang tua dan mertua, mohon doanha untuk saya bisa segera memiliki rumah sendiri ya. Rumah yang dibangun atas jerih payah sendiri dan segera berbahaia tanpa merepotkan mertua ataupun orang tua. Amiin
  • Bersykur, dengan berantakannya rumah berarti ada penghuninya yang selalu berbahagia dengan mengeksplorasi semua mainannya hingga membuat rumah yang berantakan
  • Bersyukur kaena penghuninya selalu diberikan kesehatan sehingga bisa membuat suasana rumah tak pernah rapi dan inilah yang suatu saat nanti akan dikangeni dan dirindukan, hehehe
Jadi, tek perlu melakukan semua aktifitas domestik setiap hari, berusahalah melakukan sesuatu yang lebih dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan dan keselamatan kita selama ada di dunia ini. Jangan terlalu memaksakan kehendak, bila aada jeda untuk beristirahat, ambillah jeda dulu, jangan terlalu diforsir, bisa-bisa nanti kita sakit dan melah banyak kegiatan yang terpending hingga terbengkalai.

Terus, jika saya ditanya kapan mengerjakan dan membuat jadwal mingguannya? jawabannya adalah saat semua pekerjaan sudah selesai. Jadwal mingguan saya buat diantara jam tidur malamnya anak-anak, saya memulai diantara jam 9 malam ke atas, batasya sampai jam sebelas malam atau maksimal jam setengah satu dini hari. Biasanya saya jadwalkan untuk tidur paling nggak agar bisa bangun untuk Shalat Tahajud dan selanjutnya Sholat Shubuh.

Bisa dicontek jadwal mingguan yang saya buat seperti gambar dibawah ini ya

Tips menjadi ibu rumah tangga produktif



Pada hari kosong, saya biasanya melakukan aktivitas yang saya sukai, seperti menulis misalnya, atau menghabiskan waktu dengan anak-anak dan suami, tak jarang juga seringnya waktu saya gunakan untuk evaluasi dan ngobrol dengan suami. Juga, terkadang pekerjaan yang tidak selesai sesuai jadwal tertulis, biasanya saya lakukan dan selesaikan dihari dan jam yang kosong itu.

Saya berfikir, dengan membuat jadwal seperti ini bukan berarti saya bisa melakukannya dengan sempurna ya, bukan berarti setiap hari mulus sesuai yang tertera pada jadwal. Tapi, dengan ini saya telah melakukan ikhtiar untuk menghilangkan penat. Memilah-milah aktifitas yang bisa menciptakan langkah efisien dan efektif agar saya tak selalu terjebak pada rutinitas yang membosankan dan terkesan itu-itu saja.

3. Membuat Pola Program Kerja

Saya sengaja menjadikan diri saya Istimewa, menanamkan kesan bahwa bekerja di rumah adalah pekerjaan yang asyik, tidak kalah asyiknya dengan ketika kita bekerja di luar, ini penting untuk selalu memberikan motifasi pada diri saya, hehehheh.

Program kerja ini saya biasa lakukan atas kemauan sendiri dan bebas waktunya, namanya juga kita sendiri yang membuat kan, jadi ya sebebasnya saya pilih tema, waktu dan maunya program yang seperti bagaimana. Misalkan saat pandemi ini anak pertama sedang aktif-aktinya belajar daring, ya utamakan dulu membersamai anak daring, nanti saat anak libur diagendakan ikut kajian diluar, selanjutnya ingin belajar tentang lebih giat membaca dan lain sebagainya. Intinya berawal dari hal-hal yang sederhana dan tidak memberatkan untuk dilakukan.

4. Berusaha Untuk Bisa Bermanfaat Untuk Orang Lain

Salah satu hal yang bisa membangkitkan rasa semangat saya adalah keinginan untuk selalu bisa bermanfaat untuk banyak orang. Menjadi manfaat untuk orang lain, jadi meskipun saya hanya bekerja dari rumah saya ingin kehadiran saya yang hanya di rumah ini bisa dirasakan oleh orang lain. Caranya bagaimana? Sebenarnya banyak sekali caranya, seperti berbuat baik terhadap tetangga, berbuat baik kepada teman, memberi nasihat baik jika ada teman yang membutuhkan nasehat, sesekali hadir jika teman mengundang untuk hadir diacaranya sekalian bersilaturrahmi. Bermuamalah dengan teman yang kebetulan berdagang, membeli dagangan yang dijualnya, bersilaturrahmi dengan keluarga dan berbuat baik padanya. 

Atau bisa juga dengan memanfaatkan waktu luang dengan menulis, menulis yang tentunya ada kebaikan pada tulisan tersebut. Kita tak pernah tahu kebaikan mana yang akan menghantarkan kita ke surga. Jadi, teruslah berbuat baik, peka terhadap lingkungan dan berusaha untuk bermanfaat bagi banyak orang. Karena, sangat sayang sekali jika hidup kita ini hanya diisi soal saya, saya, dan saya. Tentu sayapun nggak mau jika surga dimasuki dengan sendirian bukan?

Jadi, setelah membaca ulasan saya diatas, sudah mampukah kita menjadi produktif meskipun hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga? Sudahkah kita menhargai apapun pekerjaan kita? Padahal, dengan hanya dirumah saja dan melakukan pekerjaan dirumah akan lebih banyak peluang untuk mendapatkan pahala?
Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

2 komentar

  1. Sama bu, saya juga akhir-akhir ini udah mulai agak produktif dengan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus saya laksanakan. Meskipun pandemi kita masih di rumah aja pekerjaan tetap harus dijalani dan luangkan waktu dengan kegiatan-kegiatan positif suapay mengusir rasa kecemasan & kebosanan.

    BalasHapus

Posting Komentar