Konten [Tampil]
Assalamu'alaikum....
Awal tahun, semangat nulisnya sedikit agak berat, karena bulan ini adalah bulan penerimaan raport dan evaluasi perkembangan anak di sekolah, hehehehe. Nulis ini juga dalam rangka kesentil sama obrolan anak pertama saya dengan ayahnya tentang orangtua teladan.
Sebelum membahas mengenai orang tua, saya akan membahas terlebih dahulu pengertian dari kata "Teladan". Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang menyebutkan jika kata "teladan" artinya adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh ( perbuatan, kelakuan, sifat, dsb).
Sedangkan pengertian menurut Friedman dkk, Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anak- anaknya karena orang tua yang menginterpretasikan tentang dunia dan masyarakat pada anak-anaknya (Friedman dkk, 2010).
Jadi, saya menyimpulkan jika yang dimaksud orang tua adalah Bapak, Ibu, yang melahirkan dan mengurus anak-anaknya sampai dewasa sehingga terbentuk pribadi seperti yang diinginkan oleh orang tuanya. Termasuk juga yang mempunyai wewenang serta pengaruh yang dianggap sentral dalam memutuskan suatu perkara.
Nah, meskipun orang tua mempunyai peran yang penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang berada dibawah tanggung jawabnya. Namun orang tua juga tetap harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rumah tangga, karena dengan ikut sertanya orang tua dalam pelaksanaan peraturan yang berlaku, itu bisa memberikan suatu keteladanan dan penilaian yang baik terkhusus untuk anak-anaknya.
Jadi, dari penjelasan tentang pengertian teladan yang sudah saya tuliskan di atas, disini yang termasuk peran orangtua adalah segala aktifitas orang tua yang memfokuskan perhatiannya kepada sang anak, baik melalui perasaan, kemauan juga kemampuannya terhadap anak beserta anggota keluarga lainnya.
Perhatian yang mencakup dalam segala bidang kehidupan juga dalam rangka memberi pengaruhnya sebagai orang yang memiliki hak atau wewenang serta sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawabnya kepada sang anak.
Teman-teman ngerasa nggak sih? Di jaman sekarang ini, banyak sekali orang tua yang menganggap jika pendidikan itu akan terbentuk hanya lewat sekolah-sekolah saja, jadi masih ada yang berfikir jika mereka tidaklah perlu untuk mengarahkan anak-anaknya di rumah.
Bahkan ada sebagian orang tua yang masih saja tidak tahu apasih tujuan dalam mendidik anak? Dan ini sudah tentu menjadi kesalahan untuk banyak orang tua di masa sekarang.
Padahal mereka perlu sadar dan pahami, jika sebenarnya pendidikan di rumah yang lebih sering disebut sebagai pendidikan informal, tapi perannya bukan berarti diabaikan begitu saja. Orang tua harus bisa paham, jika dalam sebuah keluarga itu termasuk institusi pendidikan yang bahkan tidak kalah pentingnya dibandingkan institusi pendidikan formal.
Kenapa? Ya karena keluarga lah yang merupakan sekolah paling pertama untuk anak-anaknya. Bahwa dalam keluargalah pertama kali anak kita mendapatkan ilmu pengetahuan, pengajaran, pendidikan dan contoh teladan yang baik.
Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa tujuan mereka mendidik anak-anaknya, apakah hanya sekedar bisa survive di dunia ini ataukah menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang unggul.
Bukankah tujuan utama pendidikan adalah untuk melahirkan generasi-generasi yang berkepribadian Islam (syakhshiyah Islamiyyah), bagi saya pribadi tujuan saya selalu orang tua mendidik anak adalah untuk menjadikan mereka anak-anak yang sholih dan sholihah, kenapa? Karena mereka nantinya adalah aset yang sangat berharga, aset ketika di dunia utamanya di akhirat kelak.
Dengan pendidikan yang tepat, saat di dunia mereka akan senantiasa patuh kepada Allah, Rasul, juga kedua orang tuanya, sehingga dia bisa menjadi kebanggan keluarga, sedangkan di akhirat nanti, mereka diharapkan akan bisa menolong kedua orang tuanya, karena amalan yang tetap akan mengalir meskipun orang tua meninggal adalah d'oa anak yang sholih dan sholihah.
Sebagaimana Firman Allah yang juga memberikan contoh-contoh jika Nabi atau orang yang bisa dijadikan suri tauladan dalam kehidupan atau peringatan agar orang tua yang tidak menirunya, sebagai berikut:
"Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji" (Qs. al Mumtahanah [60]: 6)
Maka dari itulah, keteladanan dalam dunia pendidikan menjadi hal yang sangat penting, apalagi orang tua sebagai satu-satunya yang diamanahi Allah berupa anak-anak, maka sudah jadi tugasnya untuk mereka menjadi teladan yang baik untu anak-anak.
Saat pengajian Bapak kiyainya menjelaskan seperti ini. Orang tua harus bisa menjadi figur yang ideal bagi anak-anak, orang tua harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan dalam mengarungi kehidupan ini. Jadi jika orang tua menginginkan anak-anaknya mencintai Allah dan Rosul-Nya maka orang tua sendiri sebagai teladan bagi anaknya harus mencintai Allah dan Rosul-Nya pula, sehingga kecintaan itu akan terlihat oleh anak-anak.
Akan sulit untuk melahirkan generasi yang taat pada syari'at jika kedua orang tuanya sering bermaksiat kepada Allah. Tidaklah mudah untuk menjadikan anak-anak yang gemar mencari ilmu Allah jika kedua orang tuanya lebih suka melihat televisi daripada membaca dan datang ke Majlis Ilmu, dan akan terasa susah untuk membentuk anak yang mempunyai jiwa pejuang dan rela memberikan segalanya untuk kepentingan Islam, jika bapak ibunya sendiri sibuk dengan aktivitas meraih materi dan tidak pernah terlibat dengan kegiatan dakwah.
Masya Allah.. Pengingat banget untuk saya dan suami dalam hal keteladanan ini. Selain itu Beliau juga menjelaskan jika tanpa keteladanan, apa yang orang tua ajarkan kepada anak-anaknya akan hanya menjadi teori belaka, mereka seperti gudang ilmu yang berjalan namun tidak pernah merealisasikan dalam kehidupan.
Orang tua selalu mengajarkan kepada anaknya agar mencintai Allah, namun orang tua sendiri lebih mencintai dunia maka pengajaran tentang hal itu akan sulit untuk direalisasikan. Yang lebih utama lagi, metode keteladanan ini bisa orang tua lakukan setiap saat dan sepanjang waktu.
Penutup
Dengan keteladanan pengajaran-pengajaran yang orang tua sampaikan akan membekas dan metode ini adalah metode termurah dan tidak memerlukan tempat tertentu.
Jadi, untuk mampu menjadi uswatun hasanah atau (teladan yang baik) bagi anaknya, syarat utama bagi orang tua adalah harus tahu Islam secara kaffah (menyeluruh), bagi yang belum tahu Islam tidak ada kata terlambat, belajar Islam menjadi prioritas agar orang tua menjadi uswah (teladan) yang ideal buat anak-anaknya. Islam adalah landasan yang ideal untuk membentuk suatu kepribadian, karena Islam adalah aturan yang menyeluruh bagaimana manusia hidup di dunia ini. kebutuhan dan kemampuan anak.
Semoga bermanfaat ya.
Posting Komentar
Posting Komentar