Wajib Tahu! Inilah 6 Jenis Parenting Yang Perlu Orangtua Tahu

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum Sahabat Bunda ;) Saat ini, para orangtua sudah piawai dalam memilih cara pengasuhan dengan cara yang lebih tepat. Namun, ada baiknya para orangtua juga harus paham tentang gaya dan jenis parenting agar makin paham tentang dampak dari parenting itu sendiri.

Jenis parenting yang perlu diketahui


Lantas, apa saja jenis parenting dan beberapa dampak yang ditimbulkan? Bunda bisa baca ulasan lengkapnya di artikel ini sampai selesai, ya.

Dampak dan Jenis Parenting bagi Karakter Anak

Sudah bukan rahasia, di zaman sekarang ini para orangtua sudah pasti pernah mendengar istilah parenting, bukan? Didukung dengan terus berkembangnya teknologi serta mudahnya akses untuk mendapatkan informasi terutama tentang parenting ini.

Jenis parenting merupakan topik yang harus dipelajari lebih mendalam untuk tumbuh kembang anak. Meskipun setiap orang tua tentu mempunyai cara tersendiri dalam hal pengasuhan anak.

Namun, untuk tetap bisa memahami tipe-tipe sebuah parenting, sangat penting untuk ayah bunda memahaminya, hal ini untuk mendukung pertumbuhan anak ke arah yang lebih positif.

6 Jenis Parenting dan Tips dalam Menerapkannya

Setiap orang tua semestinya harus mengasuh anak-anaknya dengan baik. Secara naluriah, orang tua juga akan menyiapkan berbagai usaha termasuk mengasuh anak dengan baik agar kelak buah hati bisa tumbuh menjadi seseorang yang hebat.

Untuk mencapai hal ini, ternyata ada beberapa tipe-tipe parenting tersendiri yang harus diketahui oleh masing-masing orangtua. Tentunya hal ini bisa dikembangkan menjadi hal yang lebih positif lagi apabila Anda bisa memahami tipe parenting pribadi dan bisa mengevaluasinya.

Berikut ini beberapa jenis gaya parenting beserta cara menerapkannya: 

1. Gaya Mengasuh Otoriter (Authority Parenting)

Yang pertama ini adalah gaya dan tipe pengasuhan anak yang paling tegas dengan sifat orang tua yang cenderung kaku dan keras. Ciri-ciri dari parenting ini salah satunya adalah orang tua menganggap bahwa anak harus patuh pada apa yang diminta dan akan mendapatkan konsekuensi maupun hukuman apabila hal itu tidak terpenuhi.

Jenis parenting ini bisa saja terjadi jika orang tua memiliki ekspektasi dan harapan yang terlampaui tinggi  pada anak. Contoh dalam pengasuhan jenis ini dalam sehari-hari, bisa ditemukan pada orang tua yang mengatur jadwal tidur maupun makan si kecil dengan detail, kaku, dan tidak memberikan kelonggaran.

Boleh saja Anda mengatur anak dengan peraturan yang cenderung kaku dan ketat, tetapi agar hal ini bisa diterima dengan baik oleh anak kita, Andapun harus bisa mengimbangi dengan memberikan perhatian yang lebih hangat.

Begitupun dengan memberikan jadwal yang ketat sebaiknya, Anda juga harus mengimbangi dengan adanya quality time rutin seperti makan bersama atau mengobrol hangat sebelum tidur.

2. Gaya Mengasuh Otoritatif (Authoritative Parenting)

Parenting ini hampir mirip dengan gaya otoriter, tapi jenis parenting ini sedikit bersifat lebih fleksibel. Artinya, para orang tua memang memberikan aturan yang harus dipatuhi anak, namun dalam situasi dan kondisi tertentu, dalam hal ini masih bisa dinegosiasikan lagi.

Lebih fleksibel karena tipe parenting ini para orang tua lebih bertumpu pada hal-hal yang lebih tepat dengan minat maupun kebutuhan sang anak. Lebih singkatnya, orang tua memberikan kontrol pada anak, tetapi tidak yang begitu mengikatnya karena masih memberi beberapa kebebasan. Gaya dan tipe parenting jenis ini bisa dan aman dilakukan sejak anak usia dini sampai beranjak dewasa nanti. 

3. Gaya Mengasuh (Attachment Parenting)

Bagi orang tua yang merasa memiliki komunikasi hangat serta senantiasa berusaha membangun kedekatan baik fisik maupun emosional dengan anak, maka gaya parenting ini termasuk dalam Attachment Parenting.

Tipe parenting ini, biasanya ayah dan bunda cenderung memberikan kasih sayang melalui sentuhan fisik seperti usapan di kepala hingga pelukan pada si kecil.

Lebih membuat sang anak merasa aman dan percaya diri, tipe parenting ini pun akan sangat pas apabila diterapkan saat anak masih berusia dini.

4. Gaya Mengasuh Permisif (Permissive Parenting)

Permissive Parenting sangat identik dengan sifat orang tua yang tidak menekan maupun mengekang sang buah hati. Anak cenderung dibebaskan dalam menentukan tanggung jawabnya sendiri dengan tidak adanya jadwal ketat yang diterapkan sejak kecil.

Karena jenis parenting ini sangat tidak cenderung pada sikap disiplin maupun peraturan, umumnya para orang tua cenderung lebih berperan sebagai teman bagi si anak daripada pengendali maupun panutan.

Kunci dari parenting ini adalah Anda sebagai orangtua harus tetap mengontrol si kecil di beberapa kesempatan agar gaya mengasuh permisif tidak merusak pertumbuhan anak. Karena bagaimanapun, orang tua seharusnya senantiasa memberikan bimbingan dan arahan pada anaknya untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

5. Gaya Mengasuh Bebas (Free Range Parenting)

Gaya mengasuh bebas ini mempunyai kesamaan dengan parenting permisif, tipe satu ini lebih cenderung pada beberapa pedoman serta anjuran yang diberikan orang tua pada si kecil.

Artinya, ayah dan bunda lebih membebaskan anak untuk mandiri kemudian menganalisa anjuran yang sudah diberikan orang tua. Anak akan diberikan kebebasan namun tetap berorientasi pada batasan-batasan yang sudah diberikan sebelumnya.

Contohnya, orang tua tidak mengekang pilihan anak dalam menentukan jurusan di sekolah, namun sebagai gantinya tetap memberikan beberapa arahan serta pengawasan pada anak tersebut.

Gaya parenting anak satu ini tentu akan lebih tepat jika diterapkan ketika anak sudah bisa berinteraksi sosial. Tapi, tetap boleh jika ingin mengaplikasikannya sejak dini, asalkan orang tua bisa memahami bagaimana cara memberikan pengawasan yang tepat.

6. Gaya Mengasuh Membiarkan (Uninvolved Parenting)

Jenis parenting yang terakhir ini adalah gaya parenting yang benar-benar harus dihindari orangtua kepada anak. Pola asuh tipe ini dengan membiarkan sendiri merujuk pada orang tua yang cuek, tidak memiliki kepedulian, tidak berusaha membangun quality time, serta minim dalam memberikan pengawasan.

Hal ini akan membuat tidak terciptanya ikatan emosional yang baik antara orang tua dan anak. Wajar saja karena orang tua tidak terlibat secara aktif dan langsung pada tumbuh kembang si anak.

Dalam implementasinya, orang tua yang sering menunjukkan kalimat penuh amarah maupun konotasi negatif di depan anak termasuk dalam Uninvolved Parenting ini.

Maka dari itu, orang tua perlu menghindari tipe parenting satu ini dan senantiasa memberikan perhatian serta kepedulian untuk anak.

Dampak dan Jenis Parenting bagi Karakter Anak

Karena peran orang tua sangatlah penting dalam pembentukan karakter anak. Setelah membaca dan mengetahui berbagai jenis cara pengasuhan anak, orang tua juga perlu memahami dampak dari setiap gaya mengasuh pada perkembangan karakter anak.

Dengan begitu, ayah dan bunda bisa mengintropeksi diri pribadi agar anak bisa bertumbuh dengan baik dan positif.

1. Dampak Authority Parenting

Memiliki ciri khas yang mengacu pada kedisiplinan, jadwal teratur, peraturan ketat, serta hubungan yang cenderung satu arah saja, jenis parenting ini bisa membawa dampak-dampak seperti berikut:
  • Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang patuh dan bijaksana
  • Anak terbiasa menghormati peraturan di lingkungan luar
  • Anak bertanggung jawab, disiplin, dan tepat waktu
  • Anak juga beresiko mengalami ketakutan atau kesepian

2. Dampak Authoritative Parenting

Dengan ciri utama mengontrol anak tetapi dengan peraturan yang lebih fleksibel, inilah beberapa dampak dari tipe satu ini:
  • Anak memiliki sifat yang kreatif namun juga diimbangi kedisiplinan
  • Mempunyai kepribadian terbuka dan bertanggung jawab
  • Tumbuh dengan sifat mandiri, kooperatif, dan senantiasa berorientasi pada hasil

3. Dampak Attachment Parenting

Berpusat pada kedekatan secara fisik dan emosional dengan senantiasa melimpahkan perhatian pada si kecil, berikut beberapa dampak parenting ini untuk pertumbuhan anak dimasa depan, diantaranya:
  • Anak Anda akan memiliki responsif yang baik pada kontak fisik
  • Selama bertumbuh, anak lebih mudah mencari kenyamanan, mengatasi stres, serta mendapatkan ketenangan
  • Memiliki sifat perhatian, berhati lembut, dan penuh kasih sayang

4. Dampak Permissive Parenting

Tipe parenting anak ini cenderung pada orang tua yang tidak mengekang dan lebih berperan sebagai teman. Untuk itu, inilah beberapa dampaknya:
  • Anak tumbuh menjadi seorang pemikir bebas namun bertanggung jawab akan dirinya pribadi
  • Tidak bisa mengikuti aturan dengan maksimal

5. Dampak Free Range Parenting

Memberikan kebebasan namun tetap dilengkapi dengan pedoman, berikut beberapa dampak tipe mengasuh satu ini:
  • Anak tumbuh mandiri dan percaya diri
  • Anak memiliki sikap demokratis, pantang menyerah, dan menyukai tantangan
  • Memiliki kreativitas tersendiri untuk menyelesaikan masalah

6. Dampak Uninvolved Parenting

Berpusat pada minimnya kepedulian dan pengawasan, berikut dampak pola asuh ini terhadap perkembangan karakter anak:
  • Anak tidak percaya diri, tidak responsif dan kurang tanggap
  • Dalam bertumbuh, anak juga cenderung sulit membuat hubungan saling percaya dan sehat dengan orang lain

Penutup

Dalam beberapa jenis parenting di atas, orang tua di zaman sekarang seharusnya sudah bisa memahami cara terbaiknya dalam mengasuh anak.

Orang tua juga bisa memodifikasi jenis parenting yang sesuai, selama dampak yang diberikan baik bagi pertumbuhan anak. Contohnya para orangtua bisa pula menyelipkan ajaran kebaikan pada anak sejak dini, seperti rutin bersedekah dan selalu berbuat baik. 

Semoga bermanfaat, ya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

Posting Komentar