Konten [Tampil]
Assalamualaikum sahabat bunda imut :)
Untuk yang belum tahu keseharian saya, saya adalah ibu rumah tangga biasa, di sibukkan dengan 1 anak laki-laki berusia 8th bernama Asyraf, 1 laki-laki lagi berusia 2,8th namanya Ahsan dan yang ke-3 perempuan yang saat ini berusia 9bulan, kami memanggilnya dengan Aisyah.
Asyraf dan Ahsan usianya memanglah tak terlalu dekat yaitu terpaut hampir 5 tahun, baru terasa agak riweh saat kelahiran adik perempuannya ketika usia anak ke-2 23bulan, usianya terpaut belum 2tahun dan sayapun tak membayangkan sebelumnya bakal diberikan amanah kesibukan ini, hehehe memanglah manusia hanya bisa berencana, selanjutnya hanya Allah yang akan mengatur semuanya.
Belakangan ini sayapun baru menyadari, kehadiran 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan yang hadirnya dalam waktu berdekatan itu bukan untuk membuat saya menjadi repot. Tapi, justru mereka membuat kehidupan saya menjadi meriah, berwarna dan semakin seru.
Sengaja di tebali biar yang singgelillah bisa membayangkan bagaimana super aktifnya kedua anak laki-laki? Lari sana-sini, panjat-panjat, bongkar pasang mainan, gelar yang lainnya, dan masih banyak yang lainnya yang lebih berwarna, heheheh
Ajaibnya, dan ini adalah salah satu karunia Allah untuk saya, kehadiran mereka ini justru malah membuat saya menjadi lebih mudah melakukan aktivitas rumah, bagaimana caranya?
Ajaibnya, dan ini adalah salah satu karunia Allah untuk saya, kehadiran mereka ini justru malah membuat saya menjadi lebih mudah melakukan aktivitas rumah, bagaimana caranya?
"Mas Asyraf, bunda mau bikinkan sarapan buat mas ya, adiknya lagi bobok, minta tolong di jagain ya, nanti kalau adik bangun, kasih tahu bunda yaa"
"Iya bunda"
"Anak sholih, terimakasih ya Mas"
Sudah bisa membayangkan? Bagaimana bisa saya meminta tolong pada anak balita usia 5 tahun, dan bagi saya ini adalah mudah karena faktanya anak saya yang berusia 2tahun juga bisa melakukan ini.
Kehadiran sang adik justru menjadi teman bagi si kakak. Kehadiran sang adik secara tak langsung bisa membuatnya berkesempatan menjadi seorang yang di percaya, menjadi seorang "Hero" dan merasa di libatkan dalam rumah.
Bertambah satu bayi ketika usia anak ke-2 masih 2th kurang satu bulan. Tapi, sayapun tak ragu lagi karena kenyataan yang saya alami adalah saya hampir tidak merasakan kerepotan dibandingkan saat dulu saya hanya punya 1 balita yang kemana-mana selalu minta ikut, wkwkkwkw.
Semua ibu sudah pasti merasakan ini, yaa gimana mau luluran dan pakai masker, bisa mandi dengan tenang aja harus menunggu suami sampai rumah dulu dan terjadang menjelang Maghrib baru bisa bersih diri, dua kali sehari bisa mandi aja udah seperti dapat keajaiban yang berarti. Heheheheh
Setelah Aisyah lahir, saya jadi punya 1 balita dalam jarak yang cukup dekat. Jarak kelahiran Asyraf ke Ahsan 5th, Ahsan ke Aisyah 23bln, sahabat sudah bisa terbayang dong serunya mengasuh balita 5 tahun, 23 bulan dan 1 bulan. Tanpa asisten rumah tangga pula.
Temen-temen, percaya nggak? Saya justru bisa lebih santai setelah anak saya 3 ini lho.. Yakin? Kuncinya adalah "Berdayakan Asisten Cilik" heheheheh. Kenyataannya memang saya bisa lebih santai ketika masak, mandi, nyuci baju, jemur hingga bersih-bersih rumah. Kok bisa sih? Ya, karena saya punya banyak asisten, hehehehe
Daaann, apakah yang terjadi? Anak-anak ini sangat kooperatif dan helpfull. Yaahh, mumpung seusia itu mereka sedang antusias dan semangat-semangatnya rebutan membantu, tak ada salahnya jika ibunya memberdayakan mereka. Hehehehe (Ibu macam apa ini? *Gerutu Netizen)
Yang paling penting adalah, ajak mereka bersenang-senang dengan apa yang dikerjakan bersama. Ajaklah mereka bermain bersama-sama.
Selain ungkapan terimakasih kepada diri sendiri, sayapun sering sekali mengulang-ulang ucapan terima kasih beserta pelukan hangat dan kecupan sayang sebagai tanda bahwa saya bangga terhadap mereka.
Dan percayalah bund, anak dengan usia balita ini akan melambung saat dipuji dan diberikan apresiasi sedemikian rupa. Yang terjadi kemudian adalah, mereka akan berlomba-lomba untuk meraih pujian, berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dalam keluarga pastinya :).
Dengan hadirnya 3 anak, kondisi rumah berantakan itu sudah pasti, tapi jangan berharap lebih dan terobsesi rapi. Lupakan berbagai target yang bisa saja tak masuk akal, turunkan standar agar kitapun bisa tetap waras dan nggak stres dengan standar yang terlalu muluk. Yang terpenting adalah anak-anak mendapatkan perhatian yang cukup dan bisa makan yang sehat dan bergizi lengkap.
Untuk urusan mandi dan makan, apakah nggak kerepotan? Bagi saya tidak. Asyraf dan Ahsan sudah terbiasa saya ajarkan untuk bisa mandiri, seperti mandi. Ketika dulu anak ke-2 masih bayi biasanya saya mandikan Asyraf dulu saat adiknya masih asyik main atau masih tidur, semakin besar saya memandikan mereka bebarengan.
Bertambah satu bayi ketika usia anak ke-2 masih 2th kurang satu bulan. Tapi, sayapun tak ragu lagi karena kenyataan yang saya alami adalah saya hampir tidak merasakan kerepotan dibandingkan saat dulu saya hanya punya 1 balita yang kemana-mana selalu minta ikut, wkwkkwkw.
Semua ibu sudah pasti merasakan ini, yaa gimana mau luluran dan pakai masker, bisa mandi dengan tenang aja harus menunggu suami sampai rumah dulu dan terjadang menjelang Maghrib baru bisa bersih diri, dua kali sehari bisa mandi aja udah seperti dapat keajaiban yang berarti. Heheheheh
Setelah Aisyah lahir, saya jadi punya 1 balita dalam jarak yang cukup dekat. Jarak kelahiran Asyraf ke Ahsan 5th, Ahsan ke Aisyah 23bln, sahabat sudah bisa terbayang dong serunya mengasuh balita 5 tahun, 23 bulan dan 1 bulan. Tanpa asisten rumah tangga pula.
Temen-temen, percaya nggak? Saya justru bisa lebih santai setelah anak saya 3 ini lho.. Yakin? Kuncinya adalah "Berdayakan Asisten Cilik" heheheheh. Kenyataannya memang saya bisa lebih santai ketika masak, mandi, nyuci baju, jemur hingga bersih-bersih rumah. Kok bisa sih? Ya, karena saya punya banyak asisten, hehehehe
"Mas Asyraf, minta tolong ambilkan baju gantinya adik dong"
"Mas Asyraf sana mas Ahsan, bunda minta tolong temenin adik Aisyah sebentar yaa, bunda mau jemur cucian"
"Mas, mas… Bunda nyalain keran air untuk mandi nanti, nanti minta tolong bilang bunda kalau baknya sudah penuh ya. Bunda mau nyusuin adek dulu yaa anak-anak Sholih"
Daaann, apakah yang terjadi? Anak-anak ini sangat kooperatif dan helpfull. Yaahh, mumpung seusia itu mereka sedang antusias dan semangat-semangatnya rebutan membantu, tak ada salahnya jika ibunya memberdayakan mereka. Hehehehe (Ibu macam apa ini? *Gerutu Netizen)
Jangan Lambat Memberi Apresiasi Dan Ciptakan Keseruan Bersama
Yang paling penting adalah, ajak mereka bersenang-senang dengan apa yang dikerjakan bersama. Ajaklah mereka bermain bersama-sama.
Selain ungkapan terimakasih kepada diri sendiri, sayapun sering sekali mengulang-ulang ucapan terima kasih beserta pelukan hangat dan kecupan sayang sebagai tanda bahwa saya bangga terhadap mereka.
"Masya Allaah, anak-anak bunda ini hebat-hebat deh, pinter-pinter semua, sayang sama adiknya ya"
Dan percayalah bund, anak dengan usia balita ini akan melambung saat dipuji dan diberikan apresiasi sedemikian rupa. Yang terjadi kemudian adalah, mereka akan berlomba-lomba untuk meraih pujian, berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dalam keluarga pastinya :).
Turunkan Standard Ekspetasi Kita
Dengan hadirnya 3 anak, kondisi rumah berantakan itu sudah pasti, tapi jangan berharap lebih dan terobsesi rapi. Lupakan berbagai target yang bisa saja tak masuk akal, turunkan standar agar kitapun bisa tetap waras dan nggak stres dengan standar yang terlalu muluk. Yang terpenting adalah anak-anak mendapatkan perhatian yang cukup dan bisa makan yang sehat dan bergizi lengkap.
Berikan Kesempatan Untuk Mereka Menjadi Mandiri
Untuk urusan mandi dan makan, apakah nggak kerepotan? Bagi saya tidak. Asyraf dan Ahsan sudah terbiasa saya ajarkan untuk bisa mandiri, seperti mandi. Ketika dulu anak ke-2 masih bayi biasanya saya mandikan Asyraf dulu saat adiknya masih asyik main atau masih tidur, semakin besar saya memandikan mereka bebarengan.
Dengan lahirnya adik ke-3 Asyraf dan Ahsan terbiasa mandi berdua, meskipun nanti akan saya bilas dan mandikan ulang tetapi dengan memberikan kesempatan mereka untuk mandiri mereka akan belajar. Begitu pula urusan makan, mereka akan terbiasa dengan piring masing-masing.
Dengan memiliki tujuan pengasuhan jangka panjang yang di aplikasikan dengan memberi respons yang ditunjukkan orangtua pada
perilaku anak saat ini akan berdampak jangka
panjang dalam kehidupan anak kelak. Orangtua tidak harus dengan cepat mengambil alih pekerjaan anak, tetapi memberinya kesempatan belajar.
Contoh lain ketika anak kesulitan memakai sepatu, orangtua tidak seharusnya segera memasangkan sepatunya, tapi memberi waktu pada anak untuk mencoba melakukannya secara mandiri. Kesempatan belajar yang diberikan orangtua sejak dini ini akan menumbuhkan dan membentuk sikap mandiri serta percaya diri pada anak di sepanjang hidupnya.
Nggak repot kan? Ya wajar sih jika akan berantakan, namanya juga masih anak-anak, nantinya tinggal ajarkan pada mereka tentang tanggungjawab membereskannya. Gimana? Gampang kan? Hehehehe
Intinya, kunci terpenting adalah jangan stres dan teriak-teriak heboh kalau mereka membuat "kacau", anggap saja lagi main dan semuanya itu seru. Berantakin sama-sama, beresin sama-sama. Take it easy.
Orang tua hadir bukan sebagai pelayan anak-anak kok, tetapi kita hadir menjadi guru, menjadi fasilitator belajar mereka. Mengantarkan mereka untuk mandiri dan belajar banyak hal melalui kehidupan dan ketrampilan hidup. Belajar memecahkan masalah. Seperti mengajarkan anak-anak membuat permainan sendiri.
Intinya, kunci terpenting adalah jangan stres dan teriak-teriak heboh kalau mereka membuat "kacau", anggap saja lagi main dan semuanya itu seru. Berantakin sama-sama, beresin sama-sama. Take it easy.
Dalam Mengasuh Tiga Balita, Kitapun Harus Menjadi Fasilitator Belajar Mereka
Orang tua hadir bukan sebagai pelayan anak-anak kok, tetapi kita hadir menjadi guru, menjadi fasilitator belajar mereka. Mengantarkan mereka untuk mandiri dan belajar banyak hal melalui kehidupan dan ketrampilan hidup. Belajar memecahkan masalah. Seperti mengajarkan anak-anak membuat permainan sendiri.
Menjadi guru, menjadi teman main anak-anak kita juga sangat perlu dilakukan sejak mereka usia dini, dengan mampu menjadi sahabat untuk anak kita akan senantiasa menjadi orangtua sekaligus teman diskusi yang asyik Dimata anak-anak kita
Untuk menghemat waktu, saya biasanya mengerjakan beberapa kerjaan sekaligus. Di rapel jadi satu waktu. Contohnya seperti berikut,
Merapel Kerjaan Rumah
Untuk menghemat waktu, saya biasanya mengerjakan beberapa kerjaan sekaligus. Di rapel jadi satu waktu. Contohnya seperti berikut,
Pagi buta, ketika anak-anak masih terlelap, yang pertama saya lakukan adalah segera memasak nasi di rice cooker, sembari menunggu sambil membuat lauk saya manfaatkan untuk mencuci piring (2), selesai lauk dan masak, merendam pakaian kotor (3) sembari membersihkan lantai atau beres-beres mainan (4), jika anak-anak masih belum bangun saya manfaatkan untuk mencuci rendaman baju(5) sambil menunggu anak-anak siap bangun dan mandi pagi.
Oiya, saya selalu usahakan semuanya yang saya kerjakan berada di area yang berdekatan, jadi mudah untuk mengontrolnya. Dengan cara ini, dalam waktu 1-1,5 jam saya sudah berhasil melakukan 4-5 kerjaan sekaligus. Kadang jika sempat, bisa juga sekalian membersihkan kamar mandi atau mengepel lantai jika anak-anak tidak sedang menggelar mainan.
Selagi tidak mengerjakan hal itu, saya manfaatkan untuk menemani dan mendampingi anak-anak bermain. Bagi saya ini lebih penting daripada beberes rumah dan menjadikan rumah rapi :)
Skip Beberapa Kerjaan
Kadang ketika selesai makan, piring tidak langsung saya cuci. Begitu juga dengan mencuci baju, biasanya saya akan mencuci tiga hari sekali atau jika tak sempat tinggal dibawa ke loundry. Seringnya saya bawa ke loundry sih, atau terkadang saya memilih waktu khusus untuk mengerjakannya sekaligus. Bisa tiap hari diwaktu tertentu atau 2 hari sekali.
Urusan memasak, saya lebih sering melakukannya ketika pagi, untuk makan malam ketika suami pulang kerja, biasanya saya memilih beli lauk matang atau bikin telor dadar, hehhehe. Kadang juga memilih untuk delivery order nasi goreng untuk makan malam. Tergantung situasi dan kondisi juga kalau masalah ini.
Oiya, sayapun lebih suka untuk lebih dulu menyiapkan beberapa menu sekaligus untuk persiapan memasak 2-3 hari kedepan. Misalnya membuat bumbu merah putih, membuat ayam goreng bumbu kuning yang tinggal taruh freezer dan tinggal goreng sewaktu butuh, membuat sambal balado dan lain sebagainya.
Dengan cara begini, saya punya cukup banyak sisa waktu yang bisa digunakan untuk bersantai-santai dan menemani anak-anak bermain juga ikut tidur ketika mereka istirahat. Kadang masih sempat juga kerjakan pekerjaan frelancer content writer dan jualan online, hehhehe.
Dengan cara begini, saya punya cukup banyak sisa waktu yang bisa digunakan untuk bersantai-santai dan menemani anak-anak bermain juga ikut tidur ketika mereka istirahat. Kadang masih sempat juga kerjakan pekerjaan frelancer content writer dan jualan online, hehhehe.
Bekerjasama Dengan Support System (Suami)
Jadi, menjalankan semua yang sudah saya tulis di atas, sepertinya akan sia-sia jika kita tidak bisa berkerjasama dengan baik dengan support system kita. Siapa support sistemnya? Adalah suami tercinta. Menjadikannya ikut berperan dalam mengasuh tiga balita dan tak segan untuk meminta pertolongan disaat kita sangat membutuhkan pertolongannya.
Dengan selalu bekerjasama dalam pengasuhan, insya Allah semua yang sudah kita rencanakan untuk anak-anak kita akan selalu terasa mudah dan akan selalu di lancarkan.
Perbanyak Berdoa
Ini adalah yang terpenting dari semua tips yang sudah tertulis. Perbanyak berdoa kepada sang pemberi amanah, serahkan semuanya kepada sang pengatur hidup. Terus berdoa untuk kebaikan-kebaikan anak kita, mendoakan mereka dengan harapan kita bisa lebih ikhlas untuk merawat dan mendampinginya.
Karena, bagaimanapun usaha kita untuk anak-anak, jika sang Malik tak meridhoi dan tidak mengabulkan harapan juga doa kita, lagi-lagi semuanya akan terasa sia-sia. Karena hanya Allah-lah yang maha membolak-balikkan hati seluruh umatnya.
Penutup
Nah, itulah beberapa tips atau cara yang saya lakukan sehari-hari, selama mengasuh tiga balita dan Alhamdulillah tidak merasa kerepotan. Ya meskipun akan ada banyak situasi yang sudah tentu menguras tenaga dan pikiran terlebih ketika semuanya aktif tak terkendali, hehehhee.
Semoga apa yang saya tulis ada sedikit manfaatnya ya. Tetap semangat, karena semua yang kita lakukan adalah tabungan pahala untuk bisa kita petik ketika menghadap-Nya. Aamiin....
Semangat membersamai anak-anak dengan penuh cinta ya...
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ;)
Wah tipsnya bagus nih. Punya balita 1 aja repot rasanya. Akan coba saya terapkan.
BalasHapusAku yang punya 2 dan di bantu mba juga rasanya luar biasa. Hebat banget deh tipsnya juga bisa di terapkan nih.
BalasHapusWaaah keren kak, kakak²nyaa jadi pribadi yang tanggap yaaa bun buat bantuin. Tips yang bermanfaat nanti bisa saya praktekin kalau udaah punya baby lagi anak kedua😇😇😇
BalasHapusMasyaAllah, seterong banget ih mbak. Mirip temenku kuga nih yang anaknya udah 3, hihi.. Tips nya aku save ya mbak. Semoga sehat selalu Asyraf, Ahsan dan Aisyah, juga bunda dan ayah..
BalasHapusya Tuhan mba anaknya lucu-lucu banget sih, apalagi dede paling kecil gemesin banget pengen cubitin, sehat selalu ya adek-adek. btw tips ini pasti bermanfaat buat saya nanti kedepan kalau sudah punya anak kecil lagi
BalasHapusmasyaallah menginspirasi sekali ya mom ... aku yg baru anak dua aja kayaknyanudah keteteran bangey hehehe
BalasHapusMba, gak kebayang deh punya tiga krucil. Saya punya dua aja udah repot banget rasanya. Bukan repot mengurus, tapi repot kalo mereka udah berantem lantas tantrum. Duh nyut nyut emosi dan kepala emak. Sharing tipsnya dong kalo mereka lagi kambuh jadi dinosaurus ya 🤭
BalasHapusMasha Allah mba. Sehat selalu yaaa buatmu sekeluarga. Tipsnya sangat bermanfaat :)
BalasHapusMasya Allah Mba, luar biasa. Iya ya, anakku yang usia 3 tahun memang sudah bisa dimintai tolong untuk menjaga adiknya yang 1,5 tahun.
BalasHapusAku 2 aja rame dan seru. Masya Allah. Masya Allah.
Kalau aku lebih prefer menjadikan suami sebagai system juga sih, kan sama2 punya bagian dlm pengasuhan, nggak cma membantu mengasuh doank. Hihi
BalasHapusRame ya mbak anak tiga gitu. Semoga sehat selalu dan emak mentalnya kuat menjalani pengasuhan ini.
MasyaAllah bunda luar biasa banget, ilmunya nampol buat aku yang belum punya anak. Tapi aku sering momong keponakan juga sih, repot udah jalan capek haah ini tiga buah hati tapi hepi ya bun. Makasih banget inspirasinya
BalasHapusMaa syaa Allaah salut nih Mbak bisa ngurus tiga balita. Kalau saya baru dua sih dengan usia kakak adek cuma beda setahunan gitu hehe dan ya lumayan rempong juga tapi dinikmati saja. Pengen punya anak dengan jarak dekat juga buar si kakak ada teman mainnya hehe
BalasHapusbaca artikel ini jadi mengingatkanku akan masa kecil bersama 6 saudaraku... rame banget, ga bisa bayangin dulu ibuku gimana ya ngasuhnya dan mom salah satu contoh yg keren nih...
BalasHapus