Tentang Manusia Yang Gagap Di Zaman Modern

9 komentar
Konten [Tampil]
Review Buku Kerumunan terakhir karya Okky Madasari


[ Puisi Tentang Kegagapan Manusia Zaman Modern Dari Buku Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari ]

Zaman ini, Ketika hentakkan jari jemari sudah sangat fasih bergerilya di layar
Mulai lihai membuka cakrawala dunia hanya lewat genggaman
Menjadikan smartphone menjadi jalan pembuka utama 
Untuk membuat mulut berbicara tanpa harus berkata

Zaman kemajuan yang telah tercium secara merata
Membuat celotehan demi celotehan terpampang di dinding maya
Membuat laju globalisasi seakan tak bercela
Dan dunia seakan tanpa batas pemisah

Saat ini, teknologi sudah menjadi pakaian bagi umat manusia
Menjadikan rumitnya dunia yang sudah tak jadi masalah
Kita sudah tidak memerlukan penunjuk arah
Pun jarak dan jangkauan yang sama sekali tak menjadi penghalang

Semuanya serba cepat, instan dan tak perlu usaha berat
Teknologi dan segala macam bentuknya seakan telah melekat di hati para umat
Hingga kita merasa tanpa teknologi gadget dunia hampa bagai tak bernyawa

Saat ini, otak manusia yang telah tergantikan oleh mesin pencari
Membuat masalah lekas selesai tanpa kendala yang berarti
Namun, virus ini perlahan terus menguasai
Menguasai seluruh jalan pikiran umat manusia ini

Hingga akhirnya, berbicara tak perlu menatap
Menjadikan yang jauh menjadi dekat
Yang dekat menjadi jauh
Membuat yang nyata menjadi tak nampak

Sungguh kemajuan teknologi telah mengubah banyak hati penghuni dunia ini
Gadget telah menjadi kekasih hati para penunggu abad ini
Menjadikan internet sebagai makanan pokok
Dan sosial media menjadi cemilan dan alam ketiga penghuni zaman ini

Kita harus bisa merubah segalanya
Agar virus ini tak merambat dan terus menyerang sampai cakrawala
Jangan sampai generasi milenial teracuni virus kemajuan ini
Dan mari kita perbaiki semuanya

(Malang, 12 Maret 2021)

Review Buku Kerumunan Terakhir 

Buku dengan judul “Kerumunan Terakhir” membuat saya sukses untuk bertanya-tanya, tentang judulnya yang singkat, dari dua kata singkat yaitu kerumunan dan terakhir. Apa yang ada dibenak sahabat ketika melihatnya? Apakah yang kalian bayangkan adalah sebuah kisah tentang sebuah kerumunan manusia yang harus bertahan hidup diantara kerumunan lainya? Atau sekelompok manusia yang tersisa dari pembantaian dan kejahatan yang disebabkan oleh kejahatan manusia lainya? Tidak, apa yang kita bayangkan saat melihat judul buku tersebut sangatlah mengecoh khayal kita disaat kita mulai membacanya.

Pada awal buku ini membawa kita pada kisah seorang manusia bernama Jayanegara dengan kompleksitas permasalahan pribadinya. Dari mulai, kehidupan kecilnya yang dikhiasi dengan kehilangan sosok seorang ibu akibat ulah bapaknya yang suka main perempuan, kemudian menjadi seorang anak tertua dan laki-laki satunya yang merasa terasing dari ikatan persaudaraan adik-adik perempuanya. 

Itulah pengantar awal ketika kita membaca buku ini, hingga kita dibawa pada konflik batin ketika kisah cintanya harus terpisah dengan pacarnya yaitu maera sebab kesalahanya sendiri yang tak mampu menata hidup dan juga pendidikanya. 

Maera, adalah seorang kekasih yang memiliki cita-cita untuk menjadi sukses dalam hidupnya dan menjadikan Kota Jakarta adalah batu loncatan baginya untuk mencapai itu semua, dia adalah seorang yang ambisius dan sangat berhitung atas segala tindakan yang diperbuatnya, Berbeda dengan Jayanegara yang menjadikan perjalanan kehidupanya biasa saja, tanpa ada ambisi, cita-cita, dan pandangan untuk dirinya dimasa depan. Hingga akhirnya mereka harus terpisah karena Maera yang harus menyusuri Kota Jakarta demi meraih apa yang diinginkanya.

Kebimbangan Dalam Memilih


Kehausan batin jayanegara akan rasa kasih dan sayang dari pacarnya membuat dia bimbang setelah ditinggalnya. Apakah dia harus menyusulnya kesana? Namun ditengah kebimbangan itu dia juga merindukan sosok ibu yang membesarkanya yang kini keberadaannya ada dimana. Ditengah kebimbangan itu Jayanegara mendapat kabar bahwa ibunya sedang berada di Cirebon, ya ditengah itu semua dia harus memilihnya.

Itulah gambaran cerita diawal yang akan menjadi pembuka konflik sebelum menuju pada apa yang menjadi latar utama dalam cerita yaitu kehidupan dunia maya. Dimana dalam buku ini setiap tokoh memiliki kegagalan dalam hidupnya, sehingga mereka ingin memperbaiki kegagalan kehidupan nyata melalui dunia maya. 

Disini, seluruh tokoh menceritakan bahwa dirinya ada yang sesuai dengan kehidupanya ada juga yang hanya bisa membual dan penuh kebohongan. Buku ini juga menceritakan fenomena-fenomena pada kehidupanya nyata disekitar kita dari mulai berita-berita palsu yang disebarkan di Internet, Pelecehan yang dilakukan oleh orang yang baru kita kenal di Internet, Hingga bentuk penindasan kepada kaum perempuan melalui Internet.

Penulis buku ini mampu membawa kita pada kekesalan sosok bapak yang ada diawal cerita hingga diakhir, justru saya merasa dia adalah orang yang cukup bijaksana ditengah kelemahanya. Dan justru sebaliknya sosok jayanegara yang pada akhirnya hanya manusia tidak berguna, penuh penyesalan dan tak mampu melawan dengan apapun senjata yang digenggamnya. 

Namun tidak dengan sosok Maera yang ada dalam buku ini. Seorang pacar yang penyayang meskipun dia menyadari ketidakbergunaan dari hadirnya sang pacar selain sebagai objek pelampiasan untuk dirinya memuaskan Hasrat yang dia pendam selama masa kuliahnya. 

Buku karya Okky Madasari ini cukup banyak menampilkan adegan tujuh belas tahun keatas ditengah ceritanya sehingga saya tidak menyarankan untuk anak dibawah usia tersebut ya.

Buku ini cukup menyentil nalar saya sebagai pembaca mengingat hari ini manusia hanya bisa menjadi manusia ketika mereka mendapat pengakuan bagi manusia lainya. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang pengakuan tersebut hanya dapat dengan mendapatkan banyak pengikut di Internet, menjadi Viral, diakui dan didengarkan. 

Hingga kita lupa cara menjadi manusia seutuhnya dimana adanya kebijaksanaan disana. Ketika kontrol diri dibutuhkan saat kita mengendalikan kehidupan kita di dunia Internet. Apabila kita lepas kendali akan hal itu maka banyak hal akan terjadi pada diri kita seperti yang digambarkan dalam buku ini.

Penutup


Saya sangat menyarankan buku ini untuk sahabat bundaimut.com yang mencari jawaban atas fenomena dimana banyak orang disekitar kita diikuti dan didengarkan meskipun hal itu berbanding jauh dengan kehidupan mereka didunia nyata. Melalui buku ini, sahabat bisa memahami apa yang terjadi dengan mereka serta apa yang dirasakanya.

Semoga bermanfaat ;) 

#RCO9
#OneDayOnePost
#ReadingChallengeOdop9
#ReviewBukuBunda
#Bundaimutmenulis2021 



Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

9 komentar

  1. Bukunya Oky lagi, jadi pengen baca juga nih. Btw mbak bisa ya bikin puisi narasi gini, pengen juga bisa. Aku lebih nyaman kalau puisi yang pendek-pendek per barisnya :)

    BalasHapus
  2. Terniaaatttt~ T_T
    Apalah saya yang kebanyakan ngeluh, padahal cuma bikin puisi aja~

    Salut sama mbaknya~

    Btw, buku Okky Madasari ini bikin overthinking :"D

    BalasHapus
  3. Wah..puisi tentang pencarian diri yang hilang dlm gempuran teknologi. Eh, Aku belum pernah baca buku nya. Pingin baca juga deh..

    BalasHapus
  4. Khas bukunya Okky ya Mbak, lengkap reviewnya, puisinya pun cukup mewakili.

    BalasHapus
  5. Teknologi bagai pisau bermata dua ya kak, di satu sisi memberi manfaat yg luar biasa namun di sisi lain bisa "membunuh" manusia itu sendiri

    BalasHapus
  6. Deuh itu puisi ngalir sekali, dari simpulan buku lantas jadi sebuah puisi keren. Mbak Sasha Daebak

    BalasHapus
  7. Lengkap banget. Ada puisi sama review bukunya. Belom pernah baca bukunya mba Oky, jadi penasaran.

    BalasHapus

Posting Komentar