Tips Lulus Toilet Training Ahsan

3 komentar
Konten [Tampil]
Tips lulus toilet training

Assalamualaikum sahabat Bunda Imut, waaah udah di penghujung tahun 2020 nih ya, nggak kerasa tiba-tiba udah mau 2021, hehhehe. Goals apa nih yang udah kecapai di tahun ini? Kalau saya sih, Goalsnya adalah Ahsan lulus toilet training. Yeay.. Akhirnya bisa pipis di kamar mandi sendiri, hehhehe.

Ngomong-ngomong nih, sebenarnya umur berapa sih anak sudah bisa belajar untuk toilet training? Sudah waktunya lepas popok (clodi) atau pospak (popok sekali pakai) belum ya? Terus sering gak nih sahabat mikir ini kecepetan gak nih ngajarinnya? Atau malah terlalu lambat? Sahabat pembaca sering mikir gitu juga gak sih? Atau hanya saya aja ini yang selalu khawatir saat ngomongin hal tentang anak, malah bahkan nih jadi tiba-tiba insecure banget, hehheeh.

Pengalaman saya tentang toilet training anak kedua ini sebenarnya sudah selasai di awal bulan Agustus lalu, dikarenakan sok sibuknya saya, niat untuk menuliskan cerita toilet trainingnya ahsan jadi terpending. Berhubung sekarang lagi ada tugas one day one postnya kelas Blogspedia Coaching, nulist jadwal tema ini juga, jadinya saya tuliskan disini untuk sekedar sharing dan sebagai arsip serta pengingan kenangan masa lalu yang duuuuuuh "Butuh perjuangan banget". 

Sebelum mulai membahas, yuk ngobrol tentang serba-serbi toilet training, sebenarnya mulai usia berapa nih anak mulai toilet training?

Usia Berapa Anak Mulai Toilet Training?

Ini adalah anggapan saya pribadi ya bund, berdasarkan pengalaman pada anak pertama saya dan kemudian kembali dipraktekkan kembali untuk anak kedua. Jika saya ditanya umur berapa sih sebaiknya mulai toilet training? bagi saya nggak ada patokan usia berapa anak harus bisa pipis sendiri, karena memang setiap anak itu adalah "Berbeda". Begitujuga setiap orangtua adalah unik, punya cara ternyaman sendiri dan hanya orangtua yang mampu mengerti kapan anaknya merasa nyaman dan siap untuk memulai proses ini.

Menurut pengalaman dan mengacu pada materi ketika saya ikut kelas metode sounding beberapa tahun yang lalu, ada beberapa tanda yang bisa kita perhatikan untuk memulai proses toilet training ini, diantara tanda-tandanya adalah:
  • Anak nggak pipis dalam beberapa jam (stay dry)
  • Terkadang, atas inisiatif sendiri meminta untuk pipis di kamar mandi
  • Akan menolak memakai clodi atau pospak
  • Setiap hari, waktu BAB cenderung sama
Jika tanda-tanda tersebut sudah ada, kemungkinan besar kita sudah bisa untuk mulai mempertimbangkan tentang toilet trainingnya. Siapkan mental kita sebagai orangtuanya, kenapa harus siap mental? Ya, menurut saya ini yang paling penting! Sungguh yang paling penting adalah tentang siapnya mental orangtua. Nggak percaya? Baca artikel ini sampai selesai ya.

Tips Sebelum Melakukan Toilet Training

Hal yang paling perlu disiapkan pertama adalah tentang mental oangtuanya. Meski proses toilet training ini terlihat gampang, tapi jika mau sukses dan berhasil lulus sunggung prosesnya itu sangat membutuhkan waktu dan konsistensi yang sempurnya, ciye.. Sempurna, padahal manusia nih tak ada yang sempurna kan bund, hehhehehe.

Jika orangtuanya belum siap, ya mending ditunda aja dulu, jangan dilakukan. Kalau ternyata anaknya juga belum pingin, ya nggak usah dipaksain dulu. Jangan karena ngeliat anak tetangga atau teman kita udah bisa pipis di kamar mandi, kemudian kita abaikan kondsi kesiapan anak kita. Jangan ya bund. Karena sejujurnya, sayapun sudah mulai menerpakan proses toilet training ini sejak usia ahsan masuk di 17 bulan, ketika dia sudah bisa lancar berbicara meskipun cara berbicaranya masih belum begitu jelas. Saya mulai menerapkan saat ahsan sudah bisa mengerti ketika pipis harus bilang dan di kamar mandi. Dan saat itu bersamaan pula dengan saya mengandung calon adiknya dengan usia kandungan sekitar tiga bulan.

Siapkan Waktu Khusus Untuk Toilet Training

Ketika saya mulai proses ini, kalau nggak salah saya mulai di akhir pekan dan kondisi suami dan anggota lainnya ada di rumah semua. Dalam hal ini, saya sangat berterimakasih kepada neneknya anak-anak, ibu saya tercinta. Karena atas bantuan beliaulah proses toilet training Ahsan bisa terlaksana dengan lancar tanpa drama yang berarti.

Proses toilet training ini memang terlaksana ketika saya sedang berada di rumah ibu, niatnya sih biar ada yang bantu ngejagain si bayi kalau saya sedang sibuk sama kakaknya yang sedang belajar untuk pipis di kamar mandi. Sebelumnya, proses sounding sudah saya lakukan sejak ashan berusia 17bulan. Saat itu, setiap ada kesempatan selalu saya sampaikan ke ahsan kalau seharusnya, pipis itu di kamar mandi. sekarang karena masih kecil gapapa pipisnya pakai clodi, tapi nanti kalau sudah bisa harus pipisnya di kamar mandi.
Tips lulus toilet training

Sounding ini berulang kali saya sampaikan ke ahsan setiap ada kesempatan, sehari bisa sampai beberapa kali. entah setiap mau tidur, mau makan, saat bermain, saat membacakan dia buku, dan kesempatan yang lainnya sampai mungkin ahsan ini hafal kapan-kapan waktu saya akan ngomongin  dia bahwa pipis itu di kamar mandi. Ketika usianya 23bulan, sempet sudah berhasil bilang "mau pipis" ketika dia merasakan ingin buang air kecil. selama dua hari, dan waktu itu bebarengan karena saya melahirkan si adiknya, akhirnya proses toilet trainingnya terbengkalai karena saya masih merasa keriwehan ngurusin bayi dan kondisi saya yang masih recovery setelah proses melahirkan si adik dengan proses Sectio Caesaria.

Sejak saat itu, sampai usia ahsan menginjak 26bulan, proses ini saya terapkan kembali dengan bantuan ibu saya yang kebetulan karena saya sedang tinggal untuk sementara waktu di rumah ibu saya. Saya sampaikan juga untuk ibu agar selalu mengingatkan ahsan jika ingin pipis bilang ya? nanti di antarkan ke kamar mandi. atau jika sudah kebelet bilang ya, nanti dibantu lepas celananya. Selama kurang dari seminggu, proses pengulang-ulangan ini juga di sampaikan oleh ibu saya atau oleh abinya ketika menjumpai ahsan yang terlihat pingin pipis. Sampai akhirnya ahsan menjadi terbiasa ketika ingin pipis dia lari menjumpai siapapun yang ada dirumah, entah ibu saya, saya ataupun abinya untuk menyampaikan kalau dia ingin pipis.

Konsisten Adalah Kunci

Toilet training ahsan


Konsisten, saat awal-awal mungkin rasanya frustasi, apalagi kondisi saya juga mengurus adik bayinya. Ngerasa kok gak sukses-sukses ya, padahal sudah setiap hari dilakukan. Disinilah konsisten sangat dibutuhkan, jangan sekali-kalli menyerah dan patah semangat. Tetap lakukan sesuai yang sudah dijalankan agar proses ini bisa terlewati. Sampaikan pada siapapun yang terlibat untuk mensukseskan toilet training ini. Jangan sampai mengubah-ubah aturan yang sudah berjalan. Karena, proses ini adalah soal membiasakan anak agar bisa dan mau pipis di kamar mandi, kalau aturannya berubah-ubah, anak pasti akan bingung.

Menahan diri dari mengomel dan marah juga termasuk kunci sukses proses ini, meskipun ini adalah godaan banget pingin marah dan ngomel saat anak lupa tiba-tina pipis di celananya, tapi saya tersadarkan bahwa marah dan ngomel justru akan membuat anak malah menjadi takut. Takut saat ngompol dimarahin, akhirnya dia mencoba tahan pipisnya  dan malah jadi sakit. Atau karena marah Mulu saat anak lupa, kita menyerah terus ya kapan mau suksesnya kalau begini, hehhehehe. Ahsan juga pernah lupa bilang dan tiba-tiba aja celananya udah basah baru dia ngomong kalau pipis, pas itu pipisnya di depan pintu kamar tidur juga, terus di injek-injek pula pipisnya, hehehehe.

Waktu itu kebetulan ibu saya yang tahu dan langsung ambil start untuk ngobrol sama Ahsan. "Dek, lain kali kalau mau pipis bilang ya, bilangnya kalau adik kau pipis, bukan sudah pipis. Kalau adik pingin pipis bilang ke emak, nanti pipisnya di kamar mandi ya" Ucap ibu saya waktu itu. 
Jadi, fokusnya ke next step ya bund, bukan malah ngedumel sama yang udah terjadi. Ini reminder banget sih buat saya pribadi. Hehhehehe

Bekerja Sama Dan Sabar

Hari ke-3 Ahsan berhasil pipis di kamar mandi, meskipun masih saya pakaikan clodi untuk jaga-jaga, tetapi clodinya malah kosong dan Ahsan selalu bilang jika dia mau pipis. Sebelumnya, ketika malam Ahsan masih perlu penyesuaian dengan saya biasakan pipis sebelum tidur dan kebiasaan sounding kalau pipis dikamar mandi ternyata terbawa oleh Ahsan meskipun ketika dia tidur, saat malam hari dia akan kusak-kusuk dan heboh dengan menangis, ketika dia nangis, saya ataupun suami langsung menyadari dan buru-buru mengajak Ahsan untuk pipis di kamar mandi. Proses ini ternyata yang bikin saya dan suami sempet ingin menyerah, gak sabar karena baru aja merem, eeh Ahsan sudah nangis, terus baru merem lagi, minta pipis lagi, hehehehe.

Memang di awal-awal kurang tidurnya kerasa banget, apalagi saya sambil nemenin bayi adiknya jadi kerasa banget kurang tidurnya. Tapi bersyukur banget ada suami yang selalu sabar membantu, meskipun ngrasa kelelahan juga tapi berkat beliau proses ini bisa terlalui. Dan bersyukur proses toilet training Ahsan lebih cepat dari yang diperkirakan, kurang dari seminggu dia berhasil pipis di kamar mandi dan selama proses ini belum pernah sama sekali ngompol di kasur. Ya, meskipun kita masih harus bangun-bangun buat anterin dia pipis saat malam hari, tapi intensitasnya sudah berkurang dan Ahsan sudah terbiasa pipis sebelum tidur.

Bund, intinya kunci utama toilet training itu adalah SABAR dan KONSISTEN. Mau nyerah? Biasaaaa. Pengen ngomel? Tentuuuu boleh banget. Tapi pas momen toilet training, emosi mesti ditinggalin, kepala usahakan dingin terus biar proses ini bisa lancar. 

Percayalah! Tiada usaha yang mengkhianati hasil.

Nah, segitu aja cerita soal toilet training Ahsan. Kalau ingat prosesnya, ngerasa dimudahkan banget... Meski ada saatnya kita ngedumel juga, kuncinya juga ikhlas, kalau kita kurang tidur ikhlas aja, ini demi misi untuk anak kita lepas pospak. Hehhehe

Semoga bermanfaat ya, dan jika ada sahabat pembaca yang sedang atau akan melakukan toilet training untuk anaknya, semangat ya.. yakinlah kalau kita sungguh-sungguh, kita pasti akan melewati semuanya dengan bahagia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

3 komentar

  1. Makasi tipsnya Bunda Sasha. Aku belum nikah dan punya anak tapi tipsnya bakal berguna sekali nanti.

    BalasHapus
  2. Wah bakal jadi referensi saya saat anak2 mau masuk fase toilet training nih bund. Terimakasih ya sharingnya.....

    BalasHapus
  3. Betuuuul, yang pertama itu mental dan kesiapan kita. Walau udah beli segala macem alat tempur toilet training, kalo mental kita melempem mah barang-brang yang dibeli sia-sia. #pengalaman hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar