Tips Parenting! Cara Tepat Tanamkan Kebiasaan Bersyukur Kepada Anak

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Assalamualaikum sahabat bunda imut ;) 
Tips mudah tanamkan rasa bersyukur pada anak

Sharing yuk, bagaimanasih saya bisa menanamkan kebiasaan bersyukur untuk anak-anak saya, terlebih untuk anak kedua saya yang sudah masuk TK  dan sudah mulai bisa untuk memberikan contoh yang baik untuk adiknya. Masya Allaah... Alhamdulillah, semua hanya karena Allah yang memudahkan.

Dulu, saya sangat tekankan untuk membiasakan rasa bersyukur kepada anak saya agar nantinya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Saat ini, kebanyakan orang tua mengajari anaknya untuk bisa mengucapkan rasa terima kasih sejak buah hatinya berusia balita. Oleh karena itu, umumnya anak akan mudah dalam mengucapkan rasa terima kasih ketika ia mendapat hadiah, bantuan, atau saat keinginannya terpenuhi.

Tetapi, mereka tersebut belum tentu bisa mensyukuri segala anugerah atau rezeki yang telah berhasil ia dapatkan, rezeki yang telah Allah kasih padanya. Karena menurut sayapun  mengucap rasa terima kasih tidak sama dengan mengucap syukur. Mengucap terima kasih adalah suatu sikap atau perilaku yang baik. Sementara, bersyukur adalah konsep yang lebih dalam dari itu, bersyukur merupakan bagian dari pola pikir dan gaya hidup.

Menurut sejumlah penelitian, kemampuan untuk bersyukur merupakan suatu hal yang positif, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Salah satunya studi yang dilakukan oleh Dr. Robert A. Emmons of the University of California, Davis, yang mengungkap bahwa menumbuhkan rasa syukur dapat meningkatkan kebahagiaan, percaya diri, harapan, empati, optimisme dan membuat hidup lebih berarti.
Lalu, bagaimana sih caranya mengajari anak untuk bisa bersyukur sejak dini? Yuk simak artikel sharing saya berikut :

Tips Mudah Menanamkan Kebiasaan Bersyukur Kepada Anak


 1. Mengajari untuk memahami hal-hal positif

Seseorang tidak akan mampu bersyukur jika ia tidak memahami hal-hal positif dalam hidupnya yang patut untuk dia syukuri. Sahabat bisa mulai mengajari hal ini kepada anak, misalnya sahabat bisa sampaikan bahwa mereka beruntung karena memiliki mainan dan barang-barang yang mereka sukai. 

Faktanya tidak semua anak dapat seberuntung mereka. Oleh karena itu, mereka harus bersyukur dengan cara menjaga dan merawat mainan juga barang-barang mereka, kemudian mereka bisa meminjamkannya kepada teman yang tidak memilikinya.

2. Tumbuhkan nilai ketabahan

Nilai kedua yang sangat mempengaruhi rasa syukur adalah ketabahan atau kemampuan mengatasi kesulitan. Ketabahan adalah kekuatan diri dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan.

Karena banyak dari kita yang ingin selalu bisa membahagiakan anak, kadang membuat kita “lupa” mengajarkan rasa syukur ini kepada anak. Padahal, anak juga perlu memahami bahwa hidup tidak selalu mudah dan membahagiakan. Ada kalanya mereka akan menemui kesulitan, merasakan kondisi saat keinginannya tidak terpenuhi, merasa kecewa, dan sedih.

Dengan memiliki ketabahan, anak akan memiliki mental yang kuat dan mampu mensyukuri apa yang ia miliki. Sahabat bisa mengajarkan nilai ini dengan bersikap konsisten, contohnya anak berjanji akan membereskan mainannya setelah dipakai, namun ternyata dia tidak melakukan. Perlu bagi kita untuk menunjukkan akibat atau konsekuensi dari ketidakpatuhannya, seperti melarangnya menyalakan televisi ataupun sementara tidak boleh bermain bersama teman-temannya.

3. Bersyukur bersama-sama

Sebisanya saya menjadikan rasa bersyukur sebagai suatu kebiasaan dalam keluarga. Misalkan yang biasanya saya lakukan adalah ketika berkumpul sebelum tidur malam, biasanya saya, suami, anak pertama dan adiknya akan bergiliran untuk mengungkapkan hal positif yang kita syukuri pada hari tadi. 

Kemudian biasanya saya dan suami akan mengajak anak-anak untuk kembali mengungkapkan rasa syukur yang mungkin selama ini mereka anggap tidak penting. Seperti ketika saya yang setiap hari memasak untuk mereka, memandikan mereka, mendampingi saat belajar, membersamai saat bermain, membuat suasana rumah menjadi nyaman dan banyak lagi.

4. Lebih banyak mengajari untuk tidak banyak mengeluh

Sesekali, saya akan meminta seluruh anggota keluarga untuk melakukan kegiatan ini. Berlomba untuk tidak banyak mengeluh selama 24 jam, hehehhehe. Anak pertama saya selalu tertantang dengan ini dan apakah dia bisa melakukannya?

Sebenarnya tujuan kegiatan ini saya buat adalah bukan hanya agar anak saya mendapatkan hadiah, tetapi lebih pada mengunggulkan apakah anak saya sudah bisa untuk mempraktikkan rasa bersyukur setiap hari. Setelah waktu berakhir, saat kembali berkumpul saya akan membandingkan hasil dari masing-masing, dan ternyata anak pertama saya berhasil untuk tidak mengeluh dihari ini. Saya juga mencatat kalau ada keluhan yang dirasakan, kenapa dia bisa mengeluh dan kami akan berdiskusi kecil untuk bisa memperbaiki diri agar kami lebih mampu meningkatkan rasa syukur kami.

Penutup

Selain mengajari anak mengenai pentingnya bersyukur, sahabat bunda juga bisa mulai untuk menumbuhkan nilai-nilai positif lain dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif yang memiliki banyak teladan baik. 

Jadi, sudahkah sahabat mulai membiasakan bersyukur kepada anak sejak dini? Jika belum, yuk lakukan mulai sekarang dan apa yang terjadi? Silahkan sharing dikolom komentar ya ;)

Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat ya ...

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Jurnal Bunda Imut
Hai, panggil saya sasha. Seorang pembelajar, ibu muda biasa yang suka sekali menulis, kesehariannya di sibukkan dengan Membersamai 2 putra dan 1 putrinya bermain, belajar dan bersenang-senang. Dengan pekerjaan sampingan sebagai Content writer dan Publisher, selain itu juga disambi dengan jualan online. Yuk, bersantai dan baca keseharian saya di sini. Enjoy !

Related Posts

Posting Komentar